Pemkot Bandung Bakal Adopsi Teknologi Pengolahan Sampah TPA Manggar

Minggu, 13 Juni 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar, Balikpapan, disebut sebagai tempat sampah terbaik se-Indonesia. Berdiri di atas lahan seluas 27,1 hektar, TPA ini Manggar mampu menampung 400-700 ton sampah.

Uniknya, pada saat masuk ke area TPA Manggar tidak tercium bau sampah yang menyengat. Padahal menurut Sekretaris Daerah Kota Balikpapan, Sayid MN Fadli, hampir 500 ton per hari sampah masyarakat Kota Balikpapan dibuang di lokasi tersebut.

Baca Juga

Luncurkan Program Sadar Sampah, Anies Minta Warga Peduli Lingkungan

Hal tersebut karena pengolahan sampah sudah menggunakan teknologi modern. Yakni sanitary landfill yang dikenal mampu menghancurkan sampah dengan baik, serta mengubah air lindi yang dihasilkan menjadi gas metana, yaitu gas yang berasal dari sampah.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, dan rombongan Pemkot dan DPRD Bandung, tertarik mengadopsi TPA Manggar. Mereka mengunjungi TPS dan TPA milik Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, guna mencari formulasi terbaik pengelolaan sampah.

Pada kunjungan tersebut, Yana didampingi Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna. "Sama seperti TPA Sarimukti. Hanya memang menggunakan teknologi sehingga tidak ada rembesan yang mencemari tanah," terang Yana dalam keterangannya di Bandung, Minggu (13/6)

Rombongan Pemkot Bandung berkunjung ke TPA Balikpapan. (Humas Bandung)
Pengolahan sampah di TPA Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. Foto: Humas Kota Bandung

Hari berikutnya, Yana bersama rombongan mengunjungi dua TPS di Gunung Bahagia. Di sana, mereka melihat proses pemilahan sampah organik dan anorganik.

Menurutnya, hal yang dilakukan di TPS Gunung Bahagia sudah diterapkan juga di Kota Bandung, hanya saja di sini fokus untuk mengolah sampah dari satu kelurahan. Meski begitu, ia melihat ada hal baru dan bisa diterapkan di Kota Bandung.

"Kalau kita lihat sebenarnya ini sama dengan program Kang Pisman. Tapi mungkin ada beberapa hal yang nanti bisa kita adopsi di Kota Bandung," ucapnya.

Seperti proses pemilahan sampah anorganik, menurutnya, di TPS Gunung Bahagia sudah sangat detail dalam memilah sampah. Sehingga sampah yang dibuang ke TPA sudah benar-benar terpilah.

"Misalnya botol dan tutupnya itu sudah dipilah, jadi sudah lebih detail pemilihannya," ucapnya.

Yana pun berharap hal yang sudah ia pelajari di Balikpapan nantinya bisa diterapkan di Kota Bandung. Apalagi Kota Bandung sudah memiliki sekitar 152 TPS.

"Kalau kita analogikan satu kelurahan satu TPS. Kalau satu kelurahan satu TPS, saya pikir permasalahan sampah di Kota Bandung bisa selesai. Memang tidak semua TPS di Kota Bandung seluas TPS Gunung Bahagia. Karena memang butuh lahan yang agak besar," terangnya.

Tapi prinsipnya, lanjut Yana, pemilahan sampah sangat penting agar sedikit sekali residu diangkut ke TPA. "Memang kita harus terus mengedukasi warga. Jadi pemilahan itu harusnya mulai dari rumah," tuturnya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemprov DKI Masih Dipusingkan Sampah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan