Warga Rorotan Terancam ISPA Gara-Gara 'Air Lindi' RDF Plant, Gubernur DKI Pramono Anung Siap Turun Gunung
RDF Rorotan Jakarta Utara. (Foto: MerahPutih.com/Asropih)
Merahputih.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap untuk menyelesaikan masalah bau tak sedap yang dikeluhkan warga sekitar fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, dan berjanji akan menerima aspirasi para warga.
"Dalam waktu dekat saya akan ke lapangan. Saya juga akan menerima warga yang mengeluh tentang RDF Rorotan karena persoalan RDF Rorotan harus diselesaikan," kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Senin (3/10).
Pramono menjelaskan bahwa salah satu sumber bau di RDF Rorotan adalah air lindi, yaitu limbah cair yang berasal dari air hujan yang menggenangi tumpukan sampah, yang kemudian tumpah saat diangkut oleh truk.
Baca juga:
Operasional RDF Plant Rorotan Diduga Bikin 20 Anak di Cakung Timur Kena ISPA dan Mata Merah
Gubernur mengakui bahwa masalah utamanya terletak pada proses pengangkutan dan manajemen sampah. Ia menekankan bahwa sampah di fasilitas RDF Rorotan idealnya tidak boleh tertimbun lebih dari 2 hingga 5 hari.
"Kemarin mobil yang mengangkut air lindinya bertebaran. Itu yang kemudian menyebabkan bau kemana-mana," jelasnya.
Pramono juga menambahkan bahwa setelah dilakukan uji coba, secara sistem, pengolahan sampah di RDF Rorotan tidak bermasalah.
Keluhan Warga: Bau, ISPA, dan Tuntutan Penutupan
Sementara itu, Wahyu Andre Maryono, Koordinator Forum Warga sekaligus Ketua RT 18 Cakung Timur (Shinano, Mahakam & Savoy JGC), menyampaikan bahwa pengoperasian RDF Rorotan, meskipun masih dalam tahap uji coba, telah menimbulkan bau yang mengganggu.
Menurut Wahyu, gangguan bau ini diakibatkan oleh kegiatan bongkar muat sampah yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk truk pengangkut sampah menuju pabrik yang tidak semuanya menggunakan mobil kompaktor tertutup.
"Kondisi ini menyebabkan sampah di dalamnya berceceran dan yang lebih memprihatinkan, air lindi (leachate) tumpah di sepanjang jalan irigasi BKT yang lokasinya sangat berdekatan dengan perumahan warga," terangnya.
Baca juga:
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Isu lain yang dikeluhkan adalah masalah kesehatan, di mana sekitar 20 anak di perumahan sekitar fasilitas tersebut mengalami penyakit mata dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit-penyakit ini diduga kuat merupakan dampak dari uji coba fasilitas RDF Rorotan.
Oleh karena itu, warga menuntut agar pengelola RDF Rorotan segera memperbaiki fasilitas dan prosedur pengolahan sampah. Jika tuntutan tersebut tidak ditindaklanjuti, warga mengancam akan meminta agar RDF Plant Rorotan ditutup atau operasinya dihentikan.
"Rencana warga akan menggelar aksi unjuk rasa kedua pada 10 November 2025 yang mendesak RDF ditutup dan meminta gubernur melakukan evaluasi kembali keberadaan RDF," kata Wahyu.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
UMP Jakarta 2026 Pasti Naik, Pramono Anung Targetkan Rampung Cepat
Pramono Targetkan Relokasi Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati 5 Hari Beres
6,5 Tahun Menjabat, Syafrin Liputo Dinilai Gagal Wujudkan ERP di Jakarta
Hadiri Munas INTI 2025, Pramono Anung Tegaskan Jakarta Milik Semua Golongan
Pemprov DKI Kirim 15 Ton Pangan untuk Stabilkan Harga di Kepulauan Seribu
Pemprov DKI Jamin Biaya Perawatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG di SDN 01 Kalibaru
Gubernur Pramono Tegaskan Jakarta Siap Jadi Kota Global, Perkuat Sinergi dan Gencarkan Inovasi
Gubernur Pramono Tanggung Biaya Pemakaman Korban Meninggal Kebakaran Gedung Terra Drone, Bentuk Kehadiran Negara dalam Situasi Darurat
Pesepeda Meninggal di Sudirman, Gubernur Pramono: Saya tak Menyalahkan Siapa Pun
Struktur Gedung Terra Drone Dinilai Langgar Aturan, Pramono: Tangganya Kecil Banget