Pemerintah Cari Cara Agar 9,4 Juta Orang Kelas Menengah Tidak Jadi Miskin

Rabu, 09 Oktober 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Data Badan Pusat Statistik melansir, jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir, dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan, pemerintah terus memantau agar kelas menengah tidak merosot menjadi miskin hingga miskin ekstrem.

"Kita terus memantau jangan sampai penurunan kelas menengah itu kemudian merosot sampai tingkat paling bawah yakni hampir miskin, miskin, sampai miskin ekstrem," kata Menko PMK Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa (9/10).

Ia menegaskan, pemerintah masih bisa menahan penurunannya itu pada level yang aspiring middle class.

Baca juga:

Deretan Insentif Pemerintah Agar Kelas Menengah Tidak Jatuh Miskin

"Ini kelas menengah bawah tetapi belum sampai bawah. Mudah-mudahan tidak, karena kalau sampai merosot lebih bawah hampir miskin nanti untuk jatuhnya ke miskin cepat sekali," kata dia.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar jumlah masyarakat kategori miskin dengan menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.

"Sebetulnya yang paling dapat disentuh ya lapangan kerja," katanya.

Ia mengakui. tingkat pengangguran cenderung jadi tantangan sendiri.

Baca juga:

Ancaman Terhadap Ekonomi Kelas Menengah, Pengamat: Gunakan Tabungan untuk Bertahan Hidup

"Tugas saya jangan sampai yang di aspiring middle class itu nanti turun ke bawah sampai ke lower class. Dan ini suatu pekerjaan yg sedang kita lakukan," kata dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui penurunan jumlah populasi kelas ekonomi menengah di Indonesia yang terjadi dalam rentang waktu 2019 hingga 2024 juga melanda banyak negara di seluruh dunia dipengaruhi oleh penurunan ekonomi global dan dampak pandemi COVID-19 yang berlangsung selama 2-3 tahun terakhir.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan