PBB Tegaskan Tidak Ada Tempat Aman di Gaza, Termasuk RS
Senin, 13 November 2023 -
MerahPutih.com - Israel terus melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, tempat tinggal dan tempat ibadah, sejak kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan lintas batas pada 7 Oktober.
Sedikitnya 11.078 warga Palestina, termasuk 4.506 anak dan 3.027 perempuan, tewas akibat agresi Israel. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel hampir mencapai 1.200 orang, menurut data resmi.
Baca Juga:
Rangkul Presiden Palestina, Jokowi Marah atas Serangan Israel ke Gaza
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Sabtu (11/11) mengungkapkan bahwa tidak ada tempat aman di Kota Gaza dan pihaknya juga menyerukan perlindungan bagi warga sipil dan infrastruktur sipil.
"Tidak ada tempat aman, bahkan rumah sakit dan sekolah juga tidak aman. Warga sipil dan fasilitas sipil harus selalu dilindungi. Infrastruktur dan layanan penting di Gaza mengalami kerusakan yang signifikan, sehingga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk menjaga martabat mereka," tulis OCHA dilansir Antara.
OCHA menekankan, 279 sekolah dan 135 fasilitas kesehatan, di mana banyak orang berlindung, terkena imbas dan rusak.
Dalam unggahan terpisah, kepala bantuan PBB menegaskan, tidak ada pembenaran atas tindakan perang di fasilitas layanan kesehatan, yang membuat fasilitas tersebut tidak memiliki aliran listrik, makanan dan air, serta penembakan terhadap pasien dan warga sipil yang berupaya menyelamatkan diri."
"Ini tidak masuk akal, pantas dihukum dan harus dihentikan. Rumah sakit harus menjadi tempat yang lebih aman dan mereka yang membutuhkan itu harus yakin bahwa rumah sakit adalah tempat berlindung dan bukan tempat perang," kata Martin Griffiths di X.
Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengumumkan Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza menghentikan semua operasinya lantaran krisis bahan bakar dan pemadaman listrik di tengah pengepungan militer Israel yang ketat.
Rumah sakit milik PRCS itu sedang bergulat dengan krisis akut pasokan medis, makanan serta air.
Melalui siaran pers PRCS menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kondisi kemanusiaan yang mengerikan di dalam rumah sakit tersebut.
Tim medis saat ini sedang melakukan upaya maksimal untuk memberikan perawatan medis kepada pasien dan korban luka sekalipun dengan cara tradisional.
Pernyataan itu juga meminta komunitas internasional dan seluruh negara penandatangan Konvensi Jenewa Keempat bertanggung jawab atas kehancuran sistem kesehatan dan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, terutama di wilayah utara.
Hingga kini, militer Israel terus menggempur sekitar Kompleks Medis Al-Shifa di bagian barat Kota Gaza. (*)
Baca Juga:
UNRWA Ajukan Dana Rp 7,6 Triliun untuk Gaza dan Tepi Barat