Pandemi Dinilai tidak akan Selesai Jika Pemerintah Hanya Fokus Vaksinasi

Minggu, 22 Agustus 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah tidak hanya menggenjot angka vaksinasi COVID-19. Tetapi juga memperhatikan upaya penyembuhan pasien.

Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto mengatakan, pemerintah harus menekan angka kematian akibat COVID-19. Karena jumlahnya masih terbilang tinggi dalam beberapa waktu terakhir yakni seribu kasus kematian per hari.

Baca Juga

Percepat Herd Immunity, Kapolri Luncurkan 34 Bus Vaksinasi COVID-19 Keliling

"Kementerian yang terkait harus melalukan upaya untuk menekan angka kematian tadi," kata Slamet dalam diskusi daring, Sabtu (21/8).

Slamet pun mendorong pemerintah untuk tetap menaruh perhatian pada upaya-upaya kuratif dalam menanggulangi pandemi di samping menggencarkan vaksinasi.

"Ayo kita kejar vaksin, ayo kita cegah kematian. Jangan ayo kejar vaksin, kematian biarin ajalah, datanya masih di atas seribu," ujar Slamet.

Ratusan nakes di Tanah Bumbu vaksinasi dosis tiga. ANTARA/Sujud
Ratusan nakes di Tanah Bumbu vaksinasi dosis tiga. ANTARA/Sujud

Ia pun mengingatkan, output atau keluaran penanganan pandemi yang sebenarnya adalah menurunnya angka kematian.

"Mau seluruh Indonesia terinfeksi kalau cuma pilek-pilek saja, jadi masalah enggak, tidak akan jadi masalah, tetapi kalau dia sakit, meninggal, itu baru jadi masalah," kata dia.

Slamet mengatakan, vaksinasi hanyalah salah satu strategi dalam penanganan pandemi COVID-19. Yakni upaya preventif untuk mencegah terjadinya penularan.

Selain preventif, perlu upaya promotif yakni sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku mereka dan upaya kuratif untuk mencegah orang sakit meninggal dunia.

"SDM-nya harus cukup, logistik kesehatan, obat, oksigen, alkes itu harus cukup. Yang ketiga, bed-nya juga harus cukup. Yang keempat, pembiayaannya juga harus cukup," kata Slamet.

Ia berujar, ada sejumlah daerah penyumbang angka kematian tertinggi. Yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Jangan dibiarkan, kalau dibiarkan ini namanya tragedi kemanusiaan," ujarnya.

IDI pun siap mendampingi Kementerian Kesehatan untuk melakukan analisa lebih jauh terkait penyebab kematian yang tinggi ini. (Knu)

Baca Juga

Tenaga Kesehatan dan Relawan yang Berjuang Perlancar Vaksinasi Dapat Apresiasi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan