Mungkinkah Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Berpotensi Dirusak Aksi Teroris?
Minggu, 20 Oktober 2019 -
MerahPutih.Com - Pakar intelijen Stanislaus Riyanta memperingatkan ada kemungkinan pelantikan Jokowi-Ma'ruf berpontensi timbulkan kerawanan yang terjadi di luar lokasi pelantikan.
Prediksi Stanislaus tersebut berdasarkan penangkapan 40 orang terduga teroris yang telah dilakukan Densus 88, dimana salah satunya berkaitan dengan jaringan Abu Rara, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto.
Baca Juga:
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Perempuan Jaringan JAD di Karanganyar
Menurut Stanislaus, terduga teroris memiliki tiga target aksi, yaitu markas Kepolisian, tempat ibadah, dan polisi di jalan. Dari targetnya yang kebanyakan polisi, ini menjadi ciri khas dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan ISIS.

Dengan masifnya penangkapan terhadap terduga teroris, Stanislaus meyakini kelompok tersebut akan terurai dan semakin terdesak di luar Jakarta, sehingga mengubah model gerakannya. Dari kelompok besar, mereka bisa terdesak menjadi sel-sel kecil tingkat keluarga.
Lebih lanjut ia mengungkapkan yang lebih berbahaya lagi jika pelaku merupakan lone wolf. Mereka tidak ikut dalam kelompok teroris manapun tetapi melakukan aksi teror, seperti dosen IPB Abdul Basith yang ditetapkan menjadi tersangka pemasok bom molotov untuk Aksi Mujahid 212 pada 29 September lalu.
"Yang saya khawatirkan bukan kelompok teroris yang bergabung dengan JAD atau ISIS. Justru orang yang tidak bergabung dengan kelompok dan tidak terdeteksi," ujar Stanislaus kepada wartawan di Jakarta, Minggu (20/10).
Stanislaus Riyanta mengatakan pengamanan yang dilakukan oleh aparat gabungan sudah cukup baik. Kesiapan ini diyakini mampu menghalangi ancaman yang terjadi. Namun aparat tetap perlu mengantisipasi pelbagai potensi tersebut.
"Ancamannya yaitu terorisme dan unjuk rasa. Perlawanannya dengan cara seperti ini. Meski begitu pengamanan cukup baik," katanya.
Tingkat pengamanan ini dapat dilihat dari kerja intelijen di lapangan. Menurutnya saat ini aparat telah menangkap lebih dari 40 orang terkait terorisme yang masuk jaringan Abu Rara.
Dia memaparkan target para pelaku tersebut diantaranya markas polisi, tempat ibadah, dan aparat kepolisian yang berjaga di jalan. Para pelaku teror juga akan menggunakan berbagai senjata baik bom maupun senjata tajam.
"Kalau kita lihat apakah pelantikan Presiden akan berjalan aman? Aman. Tapi bagaimana dengan lokasi di luar tempat pelantikan? Itu yang harus diwaspadai. Saya yakin mereka di luar Jakarta dan merubah model," terangnya.

Sementara itu, pengamat politik dan keamanan Muradi meyakini tak ada gangguan keamaman pelantikan presiden dan wakil presiden siang nanti.
Muradi menyebut, titik kulminasi massa sudah selesai pada 30 September dan 1 Oktober 2019. Ia yakin tidak ada akumulasi massa besar saat pelantikan.
"Karenanya tidak akan ada lagi kulminasi massa di Jakarta pada hari ini” kata Muradi dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (20/10).
Secara politik konsolidasi politik di parlemen juga sudah selesai. Hal ini mengingat Partai Gerindra dan Demokrat sudah mulai merapat ke koalisi pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
“Hanya satu partai saja yang di luar pemerintahan, yakni PKS,” ujar Muradi.
Kemudian, dari sudut pemberitaan, pola media mainstream sudah tidak terpolarisasi lagi, sehingga tidak ada target menggagalkan pelantikan.
“Media-media mainstream hanya akan menampilkan berbagai evaluasi atau kritik untuk diangkat ke publik,” ujarnya.
Baca Juga:
Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Cirebon Ternyata Pegawai PT PLN
Selain itu, potensi keamanan seperti serangan teror dengan pelaku tunggal juga sulit terjadi.
"Lone wolf itu targetnya bukan yang besar. Bukan massa, bukan titik kumpul orang. Targetnya 1-2 orang yang punya potensi untuk bisa secara publikasi meluas," katanya.
Soal ancaman teror dalam tiga bulan terakhir juga sudah dilakukan antisipasi dengan penyisiran, sehingga potensi para teroris melakukan aksi bom dan sebagainya terbilang kecil
“Terkait kasus terakhir penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, polisi juga telah melakukan penyisiran para teroris ini," pungkas Muradi.(*)
Baca Juga:
Polisi Paparkan Daya Ledak Bom Rakitan Eks Dosen IPB Cukup Kuat dan Mematikan