Pelantikan Jokowi-Ma'ruf

Mungkinkah Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Berpotensi Dirusak Aksi Teroris?

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 20 Oktober 2019
 Mungkinkah Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Berpotensi Dirusak Aksi Teroris?

Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta (Foto: Dok Pribadi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pakar intelijen Stanislaus Riyanta memperingatkan ada kemungkinan pelantikan Jokowi-Ma'ruf berpontensi timbulkan kerawanan yang terjadi di luar lokasi pelantikan.

Prediksi Stanislaus tersebut berdasarkan penangkapan 40 orang terduga teroris yang telah dilakukan Densus 88, dimana salah satunya berkaitan dengan jaringan Abu Rara, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto.

Baca Juga:

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Perempuan Jaringan JAD di Karanganyar

Menurut Stanislaus, terduga teroris memiliki tiga target aksi, yaitu markas Kepolisian, tempat ibadah, dan polisi di jalan. Dari targetnya yang kebanyakan polisi, ini menjadi ciri khas dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan ISIS.

Analis intelijen Stanislaus Riyanta sebut ada potensi pelantikan Jokowi-Ma'ruf diganggu aksi teroris
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. (FOTO: Kiriman Stanislaus Riyanta/Dok-Pribadi).

Dengan masifnya penangkapan terhadap terduga teroris, Stanislaus meyakini kelompok tersebut akan terurai dan semakin terdesak di luar Jakarta, sehingga mengubah model gerakannya. Dari kelompok besar, mereka bisa terdesak menjadi sel-sel kecil tingkat keluarga.

Lebih lanjut ia mengungkapkan yang lebih berbahaya lagi jika pelaku merupakan lone wolf. Mereka tidak ikut dalam kelompok teroris manapun tetapi melakukan aksi teror, seperti dosen IPB Abdul Basith yang ditetapkan menjadi tersangka pemasok bom molotov untuk Aksi Mujahid 212 pada 29 September lalu.

"Yang saya khawatirkan bukan kelompok teroris yang bergabung dengan JAD atau ISIS. Justru orang yang tidak bergabung dengan kelompok dan tidak terdeteksi," ujar Stanislaus kepada wartawan di Jakarta, Minggu (20/10).

Stanislaus Riyanta mengatakan pengamanan yang dilakukan oleh aparat gabungan sudah cukup baik. Kesiapan ini diyakini mampu menghalangi ancaman yang terjadi. Namun aparat tetap perlu mengantisipasi pelbagai potensi tersebut.

"Ancamannya yaitu terorisme dan unjuk rasa. Perlawanannya dengan cara seperti ini. Meski begitu pengamanan cukup baik," katanya.

Tingkat pengamanan ini dapat dilihat dari kerja intelijen di lapangan. Menurutnya saat ini aparat telah menangkap lebih dari 40 orang terkait terorisme yang masuk jaringan Abu Rara.

Dia memaparkan target para pelaku tersebut diantaranya markas polisi, tempat ibadah, dan aparat kepolisian yang berjaga di jalan. Para pelaku teror juga akan menggunakan berbagai senjata baik bom maupun senjata tajam.

"Kalau kita lihat apakah pelantikan Presiden akan berjalan aman? Aman. Tapi bagaimana dengan lokasi di luar tempat pelantikan? Itu yang harus diwaspadai. Saya yakin mereka di luar Jakarta dan merubah model," terangnya.

Pengamat politik dan keamanan Muradi sebut pelantikan Jokowi-Ma'ruf aman
Pengamat politik dan keamanan Muradi yakini pelantikan Jokowi-Ma'ruf aman (Foto: antaranews)

Sementara itu, pengamat politik dan keamanan Muradi meyakini tak ada gangguan keamaman pelantikan presiden dan wakil presiden siang nanti.

Muradi menyebut, titik kulminasi massa sudah selesai pada 30 September dan 1 Oktober 2019. Ia yakin tidak ada akumulasi massa besar saat pelantikan.

"Karenanya tidak akan ada lagi kulminasi massa di Jakarta pada hari ini” kata Muradi dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (20/10).

Secara politik konsolidasi politik di parlemen juga sudah selesai. Hal ini mengingat Partai Gerindra dan Demokrat sudah mulai merapat ke koalisi pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.

“Hanya satu partai saja yang di luar pemerintahan, yakni PKS,” ujar Muradi.

Kemudian, dari sudut pemberitaan, pola media mainstream sudah tidak terpolarisasi lagi, sehingga tidak ada target menggagalkan pelantikan.

“Media-media mainstream hanya akan menampilkan berbagai evaluasi atau kritik untuk diangkat ke publik,” ujarnya.

Baca Juga:

Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Cirebon Ternyata Pegawai PT PLN

Selain itu, potensi keamanan seperti serangan teror dengan pelaku tunggal juga sulit terjadi.

"Lone wolf itu targetnya bukan yang besar. Bukan massa, bukan titik kumpul orang. Targetnya 1-2 orang yang punya potensi untuk bisa secara publikasi meluas," katanya.

Soal ancaman teror dalam tiga bulan terakhir juga sudah dilakukan antisipasi dengan penyisiran, sehingga potensi para teroris melakukan aksi bom dan sebagainya terbilang kecil

“Terkait kasus terakhir penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, polisi juga telah melakukan penyisiran para teroris ini," pungkas Muradi.(*)

Baca Juga:

Polisi Paparkan Daya Ledak Bom Rakitan Eks Dosen IPB Cukup Kuat dan Mematikan

#Pengamat Politik #Teroris #Joko Widodo #KH Ma'ruf Amin
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Joko Widodo Ditugaskan BRIN Jadi Ketua Taskforce Penanggulangan Bencana, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Indonesia
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Publik figur kini diminta untuk tidak menyebarkan narasi menyesatkan soal bencana Sumatra. Pengamat menilai, hal itu hanya memperpanjang penderitaan.
Soffi Amira - Senin, 08 Desember 2025
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Dunia
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
AS juga menuding para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah lama memberikan dukungan material kepada Hamas.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Beredar video yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo marah kepada Menkeu Purbaya karena menolak bayar utang Whoosh menggunakan APBN.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Ariyadi menegaskan bahwa menyeret-nyeret PDIP dalam narasi yang tidak berdasar hanya menunjukkan upaya memutarbalikkan fakta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Beredar informasi di media sosial yang menyebut Kejaksaan Agung menyita uang Jokowi senilai triliunan. Cek faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Indonesia
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Pemerintah harus membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun. Pengamat pun mengatakan, bahwa ini bisa menjadi bom waktu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Bagikan