Motor Listrik GESITS akan Dijual dengan Harga Dibawah Rp 20 Juta
Jumat, 15 Desember 2017 -
MerahPutih.Com - Motor listrik karya anak bangsa akan segera dijual untuk umum. Rencananya, distributor sepeda motor listrik Garansindo Electric Scooter ITS (GESITS), Garansindo Grup menjual produk itu dengah dibawah Rp 20 juta per unit.
"Harga nantinya antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta," kata Chief Operating Officer Garansindo Grup Harun Sjech saat peresmian Teaching Industri ITS oleh Kemenristekdikti di Surabaya, Jumat (15/12).
Harun Sjech menjelaskan, pihaknya tertarik bekerja sama dengan ITS untuk memproduksi dan memasarkan sepeda motor listrik itu karena listrik adalah masa depan dari teknologi otomotif di dunia.
"Saya sudah ke luar negeri, di sana listrik sedang dikembangkan untuk otomotif," ujar dia.
Selain itu, keprihatinan akan tidak adanya produk nasional juga melatarbelakangi pihaknya memproduksi sepeda motor listrik.
Indonesia, kata dia, saat ini menempati urutan ketiga penjualan motor terbanyak di dunia di bawah Tiongkok dan India, namun tidak punya produk nasional. Berbeda dengan Tiongkok yang penjualan produk di sana sekitar 30 juta, tapi ada beribu merek Tiongkok. Sedang India bisa 15 juta setahun, dan beratus-ratus motor India dijual.
"Indonesia, 5-7 juta setahun tapi nol merek Indonesia yang terjual. Kalau mengembangkan teknologi konvensional ya tertinggal 40 tahun. Tapi kalau listrik, kita mampu. Kita punya visi yang sama," kata Harun Sjech sebagaimana dilansir Antara.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pusat Unggulan Iptek (PUI) Sistem dan Kontrol Otomotif Muhammad Nur Yuniarto mengemukakan, susah sepeda motor dan mobil merek nasional terjual di Indonesia karena pemikiran orang Indonesia yang masih salah.
Banyak orang beranggapan jika produk buatan orang Indonesia, haruslah dijual dengan harga murah.
"Harusnya beli karena memang peduli, bukan karena murah. Ferari, dijual Rp5 miliar banyak yang beli, begitu kami buat sepeda motor, dijual Rp 20 juta masih banyak yang nawar. Artinya kalau yang buat orang luar negeri harus mahal, sedangkan jika produksi Indonesia harus murah. Kenapa tidak punya produk nasional karena tidak mau menghargai produk kita sendiri," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Menristekditi Mohamad Nasir. Dirinya mengatakan jika ingin produk Indonesia laris maka harus diberi nama luar negeri.
"Contohnya seperti pepaya. Jika hanya pepaya mungkin tidak banyak yang beli. Tapi ketika diberi nama Pepaya California banyak yang beli," tuturnya.
Untuk menyiasati itu, Kemenristekdikti terus mendorong perbaikan dari kualitas produk yang dihasilkan anak negeri. Pihaknya juga mendorong dipermudahkannya perizinan untuk produk nasional.
"Saya sudah berhubungan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) untuk izin layak jalannya, dan mengenai izin sertifikatnya melalui. Ada beberapa BUMN yang bersama-sama untuk menghasilkan motor listrik ini," ujarnya.
Dirinya menargetkan pada tahun 2018, izin untuk memproduksi massal dan jalan sudah dikantongi GESITS.(*)