Mitos dan Fakta Terkait Pil KB

Kamis, 26 September 2019 - Muchammad Yani

SETIAP pasangan menikah perlu merencanakan kehamilan sebaik mungkin. Kehamilan yang terencana dengan baik berdampak baik bagi keharmonisan rumah tangga, perekonomian keluarga, dan perkembangan sang buah hati.

Perencanaan kehamilan yang efektif yakni dengan menggunakan kontrasepsi. Ada begitu banyak alat kontrasepsi yang bisa ditemukan mulai dari kondom, IUD, hingga pil KB.

Dari semuanya, pil KB memberi jaminan yang paling baik. Tingkat efektivitas proteksi kehamilannya mencapai 98 persen. Namun, banyaknya mitos yang berkaitan dengan pil KB membuat kaum perempuan menjadi ragu memilihnya sebagai alat kontrasepsinya.

Baca juga:

Ada Sayur yang Bisa Bikin Gemuk, Lho Kok?

Beberapa mitos yang berkaitan dengan pil KB di antaranyadapat menyebabkan gemuk, wajah berjerawat hingga rahim kering. Pada World Contraception Day yang jatuh pada Kamis (26/9), Ahli Ginekolog, dr. Boy Abidin, SpOG(K) mengklarifikasi sejumlah mitos dan fakta yang tersembunyi di balik pil KB.

"Banyak ibu milenial yang takut menggunakan pil kontrasepsi karena berpikir itu dapat menyebabkan ketidaksuburan rahim hingga menyebabkan kanker. Pada kenyataannya pernyataan itu tidak benar," ujarnya saat ditemui di Ritz Carlton.

Berikut sejumlah mitos yang beredar di masyarakat serta fakta yang sebenarnya menurut dokter Boy Abidin:

1. Rahim Kering

Dr Boy Abidin (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
Dr Boy Abidin (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Rahim kering atau ketidaksuburan adalah salah satu mitos menyesatkan yang membuat ibu muda enggan menggunakan pil KB. Padahal, itu hanya mitos. Memang ada tiga efek yang akan ditimbulkan tubuh saat mengonsumsi pil KB, namun itu bukan kanker.

Reaksi pertama adalah lendir vagina lebih pekat sehingga menghalangi dan menyumbat sel sperma. Reaksi kedua, pil KB menekan terjadinya ovulasi agar sel telur tidak diproduksi. Dan yang ketiga menipiskan dinding rahim.

Baca juga:

3 Mitos Masa Kecil yang Selalu Ada di Dalam Memori

"Jika dinding rahim tipis, artinya tidak cocok untuk perkembangan janin. Ingat, hanya menipiskan rahim. Tidak ada kaitannya dengan rahim yang kering atau ketidaksuburan," jelas dokter Boy. Dirinya mengatakan bahwa haid akan tetap terjadi namun tidak terjadi ovulasi.

2. Menyebabkan mual dan muntah

Mitos pil KB bisa membuat muntah (Foto: Pixabay/Alexas_Fotos)
Mitos pil KB bisa membuat muntah (Foto: Pixabay/Alexas_Fotos)

Dokter Boy menjelaskan salah satu penyebab mual dan muntah saat mengonsumsi pil KB adalah tingginya kadar hormon pada pil. Sejak awal kemunculannya di tahun 1960an hingga saat ini, dunia medis dan teknologi terus berkembang.

Para tenaga medis berupaya merancang pil KB yang aman dan jauh dari rasa mual. "Kadar drospirenone dan ethinylestradiol-nya terus diturukan. Tujuannya adalah untuk meeminimalisir efek samping dan efek non kontrasepsi lainnya," terang dokter Boy.

3. Masalah Jerawat

Menyebabkan jerawat (Foto: Pixabay/Kjerstin_Michaela)
Menyebabkan jerawat (Foto: Pixabay/Kjerstin_Michaela)

Permasalahan yang paling ditakutkan oleh kaum hawa adalah timbulnya jerawat karena pemakaian pil KB. Ternyata, hal yang paling ditakutkan dan yang menjadi alasan perempuan enggan menggunakan pil KB ini hanyalah mitos belaka.

Hormon yang ada di pil KB modern berbeda dengan kontrasepsi sebelumnya. Pil KB modern mengandung anti androgenik dan anti mineralokortikoid. Anti androgenik di dalam pil KB bisa memecah androgen dan mengurangi produksi minyak di wajah.

Baca juga:

5 Band Indie Pop yang Populer di Asia Tenggara

Setiap perempuan memiliki hormon androgen. Hormon androgen yang berlebihan dapat menimbulkan jerawat, tampilan lebih maskulin, dan PCO. Guna menghindarinya, androgenik harus dipecah menjadi estrogen.

4. Gemuk

Bisa membuat gemuk (Foto: Pixabay/mojzagrebinfo)
Bisa membuat gemuk (Foto: Pixabay/mojzagrebinfo)

Selain menimbulkan jerawat, alasan lain yang menyebabkan perempuan enggan mengonsumsi pil KB adalah membuat gemuk. Jika berbicara tentang pil KB klasik, hal ini mungkin saja terjadi.

"Di pil KB yang lama, estrogen dapat meningkatkan volume plasma, meningkatkan tekanan darah, dan terakhir menyebabkan gejala yang berhubungan dengan retensi cairan. Jika sudah demikian maka akan terjadi pembengkakan dan peningkatan berat badan," demikian ucapan dokter Boy menjelaskan sistem kerja pil KB lama.

Baca juga:

Boleh Mengonsumsi Buah di Malam Hari, Asalkan ...

Hal tersebut tak terjadi dengan pil KB modern. Kadar hormon pada pil KB modern ditekan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan gemuk. "Kandungan drospirenone menggantikan aldosteron sehingga tidak terjadi retensi cairan Hormonnya membantu tubuh kita mengatur kadar cairan dalam tubuh kita," tuturnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan