Mengenang 11 Tahun Tragedi Tsunami di Museum Tsunami Aceh

Sabtu, 26 Desember 2015 - Widi Hatmoko

MerahPutih Wisata - Tsunami yang menimpa Aceh 11 tahun silam, tepatnya pada 24 Desember 2004 menjadi tragedi dahsyat di abad 21. Pengalaman tersebut kini bisa dirasakan bila mengunjungi Museum Tsunami Aceh.

Museum Tsunami Aceh, sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.

Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris.

Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.

Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

Pameran di museum ini meliputi simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004, serta foto korban dan kisah yang disampaikan korban selamat.

Selain museum tsunami, Kapal diatas rumah, PLTD Apung dan kuburan massal korban bencana tsunami 26 Desember 2004 juga menjadi lokasi yang dipadati warga untuk mengisi liburan.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan