Mengenal Material Pembentuk Dinding

Kamis, 28 Juli 2022 - Hendaru Tri Hanggoro

SEJAK peradaban manusia muncul, dinding telah menjadi bagian penting huniannya. Saat itu manusia membuatnya dari tanah atau ranting pohon. Fungsinya untuk melindungi diri dari serangan hewan buas, udara panas, dan cuaca dingin.

Seiring perkembangan teknologi dan gaya hidup, fungsi dinding bertambah lebih banyak. Dinding menjadi penegas estetika rumah, pembatas antar ruang, penopang struktur bangunan di atasnya, dan peredam suara.

Perkembangan teknologi dan gaya hidup juga mendorong penemuan baru material dinding. Dari yang tadinya hanya berbahan tanah dan ranting yang berasal dari alam, material dinding kini dapat dibuat dari unsur buatan.

"Misalnya bata merah (batu bata), bata press, batako, beton blok, selcon, bata kerawang, blok kaca, gypsum, papan GRC, kaca, bambu, tripleks dan multipleks, baja ringan, asbes, dan roster," sebut Amelia Vina dalam Kreatif Mengolah Dinding : Dari Eksplorasi Bentuk Hingga Warna.

Material dinding yang berbeda akan menghasilkan kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Selain itu, harganya berbeda pula antar material satu dari lainnya. "Dan karena harga yang ditawarkan beragam, hal ini tentu berpengaruh kepada total bujet yang dikeluarkan," terang Imelda Akmal dalam Mengolah Dinding Dari Eksplorasi Bentuk sampai Warna.

Tapi kamu tak perlu bingung. Berikut ini kami sarikan beberapa material dinding yang mungkin sesuai kebutuhan dan anggaranmu.

Baca juga:

Menata Interior Rumah Sesuai Kepribadian

Bata Merah

material dinding
Material ini paling umum digunakan pada rumah di Indonesia. (Unsplash/Bernard Hermant)

Material ini paling umum digunakan pada rumah di Indonesia. Bahannya tersedia melimpah dan harganya terbilang murah. Bata merah berbentuk balok dan berukuran 25 x 12 x 5 cm. Pemasangannya cukup sederhana.

Bahkan bata merah yang diproduksi pabrik (bata press) bila dipasang dengan benar dan kreatif akan menghasilkan tampilan yang menawan. Hindari memasang batu bata buatan tangan jika tidak ingin rumahmu terlihat kumuh atau setengah jadi. Meski murah dan mudah, bata merah memiliki kekurangan, yaitu rentan serangan jamur.

Batako

Material ini mirip bata merah. Sama-sama berbentuk balok dan paling umum digunakan. Bedanya, batako tak melalui proses bakar dan berukuran lebih besar. Meski berukuran besar, batako lebih ringan daripada bata merah. Uniknya, batako jauh lebih ringan dari bata merah. Ini karena batako memiliki rongga di bagian dalam.

Bila memilih batako, kamu dapat menghemat semen untuk plesterannya. Pastikan pula kamu tidak memakunya untuk menjaga kekuatannya.

Baca juga:

Mengenal Tipe-Tipe Kamar Mandi

Bambu

material dinding
Bambu memiliki kekuatan yang sudah teruji. (Unsplash/So Young-Han)

Ini material yang sering digunakan pada rumah tradisional. Tapi sekarang, material ini banyak dicari untuk tambahan dinding rumah modern. Ini karena bambu memiliki kekuatan yang sudah teruji. Harganya pun terbilang murah dan bahannya tersedia melimpah.

"Sebagai contohnya dinding anyaman yang terbuat dari bambu (gedhek) tergolong kuat dan tangguh, baik dalam kondisi panas ataupun hujan," terang Amelia.

Kaca

Banyak yang mengira kaca hanyalah bahan untuk jendela. Padahal kaca dapat pula berfungsi sebagai dinding. Kaca dinding akan membuat ruanganmu memperoleh cahaya alami secara maksimal. Dengan kaca, rumahmu juga akan kelihatan lebih luas. Tapi bahan ini memang rentan dan rapuh. Karena itu, kamu harus cermat memilih dan menempatkannya agar tak berakibat fatal.

Nah itulah material untuk dinding. Masih ada material lainnya seperti gypsum, tripleks, dan papan GRC. Gypsum dari campuran bahan kertas, mampu meredam suara dengan baik, tapi kurang cocok ditempatkan di ruang yang sering terkena air. Tripleks dari kayu. Harganya murah, tapi kurang tahan panas. Papan GRC lebih kuat dari gypsum, cocok untuk dinding dalam atau luar, tapi harganya lebih mahal dari gypsum.

Bagaimana, sudah menentukan pilihan? (dru)

Baca juga:

Tips Mengolah Dinding Tanpa Pusing

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan