Memanfaatkan Limbah Kayu Jati jadi Karya Seni

Senin, 22 Agustus 2022 - P Suryo R

MADIUN tak hanya dikenal dengan oleh-oleh khasnya, brem. Madiun dikenal pula menghasilkan furnitur berkualitas mumpuni. Tak mengherankan bila kemudian banyaknya limbah kayu kemudian dimanfaatkan untuk menjadi produk kesenian bahkan menghasilkan cuan.

Melihat limbah kayu di daerahnya, membuat seniman asal di Desa Mojorejo, Joko Suwiono mencoba untuk memanfaatkannya dengan membuat kreasi wayang kayu.

Baca Juga:

Nilai Kehidupan dalam Kain Ulos

wayang
Dari limbah bisa menjadi kreasi yang mendunia. (Instagram@omahkinarya)


Pemanfaat limbah kayu ini kemudian beroleh apresiasi dari peminat seni. Apalagi wayang umumnya terbuat dari kulit sapi, sehingga wayang kreasinya justru unik sehingga memiliki nilai jual tinggi. Kreasi wayang Joko Suwiono muncul karena semula ingin mengatasi limbah kayu, lalu coba-coba mengaplikasikannya dengan pelbagai bentuk, dan ternyata akhirnya mampu mendunia hingga ke sejumlah negara, seperti Singapura, Jepang, Malaysia dan Belanda.

Kreasi wayang kayu dibuatnya sudah ada sejak tahun 2018. Di awal kemunculannya, Joko memanfaatkan limbah kayu dari salah satu warung di dekat rumahnya. Dari situ ia menghasilkan delapan wayang dengan karakter, beberapa di antaranya seperti Arjuna, Srikandi, Rama, dan Shinta. Proses pembuatannya memakan waktu satu bulan lamanya.

Dari hasil kreasi pertamanya itu, ia memberanikan diri mengikuti pameran. Ternyata kreasinya dilirik salah satu warga Indonesia yang berada di Jepang dan laku Rp2 juta.

Ia melihat adanya peluang pada kerajinan kayu tersebut sehingga memberikannya semangat untuk berkarya. Konsistensinya itu membuahkan hasil hingga kerajinannya diekspor ke 11 negara.

Baca Juga:

Kekayaan Ragam Motif Kain Tenun Flores

wayang
Joko Suwiono sosok di balik wayang kayu. (Instagram@omahkinarya)

Dalam proses pembuatannya Joko hanya menggunakan limbah kayu jati saja karena menurutnya memiliki kualitas bagus dan mudah ditemukan di Madiun. Selain itu, pemilihan bahan limbah kayu untuk meningkatkan nilai ekonomisnya dibanding hanya dibakar saja.

Saat ini kreasinya sudah menjadi cinderamata resmi dari Pemerintahan Kabupaten Madiun. Biasanya Joko akan memproduksi 50 wayang setiap bulannya untuk diantarkan ke Pemkab.

Bukan hanya menjadi cinderamata resmi di Pemkab Madiun, hasil karyanya itu juga dijadikan suvenir di DPR RI. Bahkan, salah seorang pimpinan DPR RI meminta untuk dibuatkan wayang kayu sebanyak seribu unit. (nab)

Baca Juga:

Surga Barang Antik di Pasar Cikapundung

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan