KPK Sita Barang Mewah Edhy Prabowo yang Dibeli di Amerika

Jumat, 15 Januari 2021 - Zulfikar Sy

MetahPutih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rampung memeriksa bekas Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster atau benur pada Kamis (14/1) kemarin.

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, tim penyidik melakukan penyitaan berbagai barang mewah milik Edhy Prabowo yang dibeli di Amerika Serikat (AS). Berbagai barang tersebut diduga dibeli dari uang suap yang diberikan eksportir benur ke Edhy.

"Dilakukan penyitaan kepada yang bersangkutan terkait barang bukti, di antaranya berbagai tas dan baju dengan merk ternama yang pembeliannya dilakukan saat berada di Amerika yang sumber uang pembeliannya diduga dari jatah pengumpulan fee para eksportir benur," kata Ali dalam keterangannya, Jumat (15/1).

Baca Juga:

KPK Cecar Edhy Prabowo Soal Modus Suap dari Eksportir Benur

Selain memeriksa Edhy, dalam mengusut kasus ini, tim penyidik juga memeriksa Edwar Heppy seorang pegawai negeri sipil. Tim penyidik mendalami pengetahuan Edwar mengenai proses perizinan usaha tambak di Wilayah Kabupaten Kaur, Bengkulu.

"Dikonfirmasi mengenai pengetahuannya terkait proses perizinan usaha tambak di wilayah Kabupaten Kaur, Bengkulu," ujar Ali.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif, Edhy Prabowo. Foto: ANTARA
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif, Edhy Prabowo. Foto: ANTARA

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tujuh tersangka. Ketujuh tersangka itu yakni, Edhy Prabowo, tiga staf khusus Edhy, Andreau Pribadi Misanta, Safri serta Amril Mukminin; Siswadi selaku pengurus PT Aero Citra Kargo; Ainul Faqih selaku staf istri Menteri KP; dan Suharjito selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama.

Baca Juga:

Kasus Suap Benur, KPK Dalami Pengumpulan Uang untuk Edhy Prabowo

Edhy bersama Safri, Andreau Pribadi Misanta, Siswadi, Ainul Faqih, dan Amril Mukminin diduga menerima suap sebesar Rp10,2 miliar dan USD100 ribu dari Suharjito. Suap tersebut diberikan agar Edhy memberikan izin kepada PT Dua Putra Perkasa Pratama untuk menerima izin sebagai eksportir benur.

Sebagian uang suap tersebut digunakan oleh Edhy dan istrinya Iis Rosyati Dewi untuk belanja barang mewah di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat pada 21-23 November 2020. Sekitar Rp750 juta digunakan untuk membeli jam tangan Rolex, tas Tumi dan Louis Vuitton serta baju Old Navy. (Pon)

Baca Juga:

KPK Dalami Pemberian Uang ke Edhy Prabowo Lewat Bos PT Dua Putra Perkasa

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan