Kominfo Imbau Masyarakat Tak Termakan Hoaks COVID-19

Jumat, 26 November 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

BERITA bohong alias hoaks tentang COVID-19 masih banyak beredar di jagat maya. Karena itu, Kementerian Kounikasi dan Informatika, meminta masyarakat mewaspadai hoaks tentang COVID-19 di Indonesia.

Hal tersebut dipaparkan oleh Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi. Dedy menuturkan bahwa hoaks atau berita bohong harus dilawan.

Baca Juga:

Kominfo Bagikan Tips Mencegah Tersebarnya Data Pribadi

"Sejumlah hoaks yang masih terus menyebar di sekitar kita, dan menjadi salah satu kendala penanganan COVID-19 di Indonesia. Seperti COVID-19 harus terus kita lawan, penyebaran hoaks harus kita tangkal," tutur Dedy, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Penyebaran hoaks tentang COVID-19 masih marak terjadi (Foto: pixabay/memyselfaneye)


Pada periode Januari 2020 hingga 25 November 2021, Kominfo mendapati 1.999 isu hoaks dari 5.162 unggahan yang ada di media sosial. Pihak Kementerian sudah memutus akses terhadap 5.031 unggahan, sementara 131 lainnya masih dalam proses.

Media sosial yang didapati tedapat paling banyak penyebaran hoaks tentang COVID-19 yakni Facebook. Yakni 4.463 unggahan dari total yang ada.

Kemudian, Kominfo pun menemukan hoaks tentang vaksinasi COVID-19 yang totalnya berjumlah 395 isu pada 2.449 unggahan di media sosial. Pihak Kominfo juga sudah memutus akses untuk seluruh unggahan tersebut.

Adapun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarat pun tak luput dari sasaran hoaks. Karena, ditemukan adanya 48 isu dari 1.194 unggahan di media sosial. Unggahan hoaks tersebut paling banyak ditemukan di Facebook dengan jumlah 1.176 unggahan.

Terkait sejumlah unggahan tentang pembatasn kegiatan masyarakat, Kominfo telah menutup 1.038 unggahan hoaks seputar PPKM, 156 sisanya masih ditindaklanjuti.

Dalam seminggu terakhir, hoaks yang beredar yakni CEO Pfizer ditangkap FBI karena pemalsuan data vaksin, Aliansi dokter Dunia menyatakan virus corona varian Delta tidak ada, serta mandi dengan ramuan soda kue, garam, epsom, hingga boraks untuk menghilangkan kandungan vaksin COVID-19.

Baca Juga:

Kominfo Berharap Industri Game Dalam Negeri Terus Berkembang

Hoaks tentang COVID0-19 membayangi anak-anak (Foto: pixabay/pixel2013)

Mengenai hoaks tentang virus COVID-19, Kominfo melihat masih membayangi anak-anak. Karena itu, Kominfo mengimbau anak-anak maupun generasi muda agar tidak 'termakan' berita hoaks, terlebih sampai menyebarkannya.

Menurut laporan UNICEF tahun ini, merujuk studi di Jerman pada 2020, menunjukan bahwa 76 persen dari 2.000 anak usia 14-24 tahun, setidaknya terdampak hoaks sekali dalam seminggu.

Sementara itu, pada survei lainnya dari UNICEF pada 2019, menunjukan tiga perempat dari 14.000 responden di 10 negara, tak dapat menentukan kebenaran dari sebuah informasi yang mereka terima.

Sementara itu, pada laporan yang sama, ditemukan bahwa penyebaran hoaks oleh mahasiswa di Indonesia, bertujuan menyenangkan diri sendiri atau tanpa alasan tertentu. (Ryn)

Baca Juga:

Game Lokapala Siap Lebarkan Sayap di Asia Tenggara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan