Kim Jong Un Bikin Kapal Perang Terbesar Korea Utara: Simak 5 Faktanya

Selasa, 15 April 2025 - ImanK

MerahPutih.com - Kim Jong Un, Pemimpin Tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea alias Korea Utara kembali membuat heboh jagat maya dengan kemunculan Gambar satelit terbaru menunjukkan sebuah kapal perang besar

Dalam tangkapan gambar satelit, kapal perang terbesar yang pernah ada di negara tersebut diambil oleh Maxar Technologies dan Planet Labs pada 6 April 2025 menunjukkan kapal tersebut sedang dibangun di galangan kapal Nampo, yang terletak di pantai barat Korea Utara, sekitar 60 kilometer barat daya dari Pyongyang.

Kapal perang ini diperkirakan akan menjadi kapal frigat berpeluru kendali (FFG) yang lebih besar dua kali lipat dibandingkan dengan kapal-kapal lainnya yang ada di armada laut Korea Utara.

Baca juga:

Kim Jong Un Pamer Senjata, Rusia Langsung Mampir ke Korut

1. Fitur Utama Kapal Perang Baru Korea Utara

Digadang-gadang kapal frigat baru ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 140 meter (459 kaki), menjadikannya kapal perang terbesar yang pernah dibuat oleh Korea Utara.

Sebagai perbandingan, kapal perusak kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS memiliki panjang sekitar 505 kaki, sedangkan kapal fregat kelas Constellation yang sedang dibangun akan berukuran 496 kaki.

Meskipun ukuran kapal ini lebih kecil, namun kemampuannya di bidang militer berpotensi sangat signifikan.

Analisis menunjukkan bahwa kapal ini dilengkapi dengan sel peluncuran vertikal untuk misil, yang memungkinkan kapal tersebut untuk menyerang sasaran di darat dan laut.

Hal ini akan memberikan Korea Utara aset militer yang sangat kuat dan dapat melancarkan serangan dari berbagai jangkauan.

Selain itu, kapal ini juga diperkirakan akan dilengkapi dengan radar array fase, sistem canggih yang meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam mendeteksi ancaman dibandingkan dengan kemampuan teknologi sebelumnya milik Korea Utara.

Baca juga:

Kim Jong Un Teken Pakta Baru Korut Bisa Ikut Bantu Rusia Serang Ukraina

2. Ada Peran Rusia

Pengembangan kapal perang canggih ini terjadi bersamaan dengan peningkatan hubungan antara Korea Utara dan Rusia, terutama sejak dimulainya perang di Ukraina.

Beberapa analis menduga bahwa Rusia mungkin memberikan bantuan teknologi kepada Korea Utara, termasuk sistem peluru kendali dan komponen canggih lainnya.

Kim Duk-ki, seorang mantan laksamana Korea Selatan, mengemukakan bahwa kemampuan misil pada kapal frigat ini bisa jadi berkaitan dengan bantuan teknologi dari Rusia, memberikan Korea Utara keunggulan teknologi meskipun ada sanksi internasional yang menghambat akses mereka terhadap teknologi dan material.

3. Tantanga Membangun Kapal Perang Canggih

Meski gambar satelit menunjukkan potensi kemampuan luar biasa dari kapal ini, para ahli tetap berhati-hati dalam menarik kesimpulan pasti.

Baca juga:

Ramalan Zodiak 15 April 2025: Tantangan Percintaan, Keuangan, dan Karier

Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut AS, berpendapat bahwa membangun kapal perang modern memerlukan integrasi sistem yang sangat kompleks, termasuk komunikasi, elektronik, senjata, dan teknologi sensor. Integrasi sistem-sistem canggih ini adalah tantangan besar yang bisa menyebabkan keterlambatn dalam penyelesaian kapal tersebut.

Kim Joung Un Bikin Kapal Perang Terbesar Korea Utara

Kim Byung-kee, anggota Komite Intelijen Majelis Nasional Korea Selatan, juga meragukan apakah Korea Utara memiliki infrastruktur dan keahlian teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan kapal perang semaju itu.

Mengoperasikan kapal perang besar membutuhkan biaya yang sangat besar, termasuk pemeliharaan personel, peralatan, bahan bakar, dan biaya operasional lainnya. Ini bisa menjadi beban besar bagi Korea Utara yang sudah kekurangan sumber daya.

4. Ambisi Angkatan Laut Korea Utara

Meskipun ada tantangan besar, Kim Jong Un bertekad dan memiliki ambisi yang luar biasa besar untuk memodernisasi angkatan laut Korea Utara.

Armada laut Korea Utara saat ini sebagian besar terdiri dari kapal-kapal tua dan kecil. Menurut laporan Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) 2021, Korea Utara mengoperasikan sekitar 400 kapal patroli dan 70 kapal selam.

Namun, sebagian besar kapal tersebut sudah ketinggalan zaman dan kurang mampu bersaing dengan kekuatan laut yang lebih modern, seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Baca juga:

Roblox Fisch Cursed Sea Update: Penjelasan Rod Pancing Baru, Ikan, Tips, hingga Fitur Menarik

Kim Jong Un telah mendorong pengembangan kapal perang lebih besar, termasuk misil yang diluncurkan dari kapal selam dan kapal selam yang mampu membawanya.

Selain itu, ia baru-baru ini mengunjungi lokasi pembangunan basis laut baru yang dirancang untuk menampung kapal-kapal besar dan kapal selam, yang menunjukkan komitmennya untuk memperkuat kekuatan laut Korea Utara.

5. Ambisi Besar Kim Jong Un

Pengenalan kapal perang besar dan canggih ini bisa berdampak signifikan terhadap keamanan regional. Jika Korea Utara melengkapi kapal frigat ini dengan misil hipersonik yang diklaim telah berhasil diuji pada Januari lalu, kapal ini bisa mengubah dinamika kekuatan militer di kawasan tersebut.

Kim Duk-ki memperingatkan bahwa ini akan menjadi "perubahan besar" dalam perimbangan kekuatan di kawasan, membuat Korea Utara semakin sulit untuk diabaikan.

Meskipun para analis masih meragukan jadwal penyelesaian kapal tersebut, diperkirakan pembangunan kapal ini membutuhkan waktu setidaknya satu tahun atau lebih sebelum siap untuk uji coba laut.

Baca juga:

Download FF Beta Testing APK Terbaru 2025: Mainkan Update Free Fire Gratis!

Gambar satelit menunjukkan bahwa kapal ini masih kekurangan komponen penting, termasuk struktur super, sistem sensor, dan sistem senjata, yang bisa menyebabkan keterlambatan dalam kesiapan operasionalnya.

Dengan melihat proyek besar terhadap angkatan laut Korea Selatan, Kim Jong Un tampak tengah berfokus pada pengembangan kemampuan laut negaranya.

Jika kapal ini selesai dan dilengkapi dengan teknologi modern, hal itu akan mengubah dinamika keamanan regional, menambah ancaman bagi negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang, serta meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat.

Dan tidak dipungkiri dengan modernisasi yang terus berlangsung, Korea Utara tampaknya semakin siap untuk memperkuat posisi militernya di Asia Timur.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan