Kilas Balik Momen-Momen Jatuh Bangunnya Bitcoin

Selasa, 18 Desember 2018 - P Suryo R

JIKA kamu tertarik menginvestasikan uang pada mata uang digital Bitcoin, maka jejak di tahun-tahun sebelumnya dapat kamu perhitungkan. Dalam perjalanannya Bitcoin sudah mengalami grafik naik dan turun, seperti halnya mata uang digital lainnya.

Prosentase naik dan turunnya membuat pelakunya harap-harap cemas. Untuk berinvestasi pada Bitcoin memang harus membekali diri dengan berbagai informasi fundamental yang beredar di media-media massa.


1. November 2011, harga Bitcoin terjun bebas

bitcoin
Harga Bitcoin sempat anjlok di titik terendah. (Foto: Pexels/David McBee)


Penurunan drastis pada awal-awal dirilisnya Bitcoin. Bulan Juni 2011 harga Bitcoin mencapai sekitar $32, namun setelah lima bulan tiba-tiba jatuh dratis harganya menjadi US$2 atau sekitar Rp29 ribu, turun drastis mencapai 94%. Pada saat itu, banyak investor yang tidak yakin dan tidak berharap banyak dengan dunia crypto. Tak banyak dari mereka yang memutuskan untuk keluar agar tidak mengalami kerugian, untuk sebagian orang yang masih bertahan sampai saat ini, itu akan menjadi pembelajaran bagi mereka dan melihat bagaimana situasi dunia crypto saat ini. Tentu saja mereka bisa dipastikan sudah menjadi jutawan bahkan miliader.


2. April 2013, harga anjlok sampai 83%

bitcoin
Ketika trader menjadi banyak, harga pun anjlok. (Foto: Pexels/David McBee)


Dengan naik turunnya harga yang begitu cepat, hal itu menjadi sangat memusingkan, cryptocurrency berhasil membengkak menjadi US$260 (Rp3,8 juta). Ketika bursa berkembang dan jumlah trader membludak, harga kemudian jatuh lagi ke angka US$45 (Rp655 ribu) dalam waktu dua hari – itu sekitar 83 persen.


3. November 2013, Bitcoin dianggap bukan sebagai mata uang

bitcoin
Adanya penolakan terhadap cryptocurrency menyebabkan harga turun. (Foto: Pexels/WorldSpectrum)


Menjelang akhir tahun 2013, harga satu Bitcoin mencapai US$1.200 (Rp17,4 juta). Bisa jadi angka itu wajar pada saat ini, namun pada tahun 2013 itu merupakan masalah besar. Pada minggu-minggu sebelumnya, sidang Senat Amerika Serikat telah mendukung pasar dengan menyimpulkan bahwa Bitcoin memegang janji besar. Bahkan Bank Sentral China telah menawarkan persetujuan. Tapi itu tidak berlangsung lama. Tiongkok kemudian menyimpulkan bahwa Bitcoin bukan mata uang dan mulai memberlakukan pembatasan. Tanda peringatan pertama kali muncul pada 19 November 2013, ketika harga crypto jatuh dari US$755 (Rp11 juta) menjadi US$378 (Rp5,5 juta). Meskipun setelahnya langsung bangkit kembal. Sayangnya pada akhir bulan mulai terjadi kemerosotan kembali dan itu menjadi tanda krisis turun harga tidak akan berakhir selama lebih dari satu tahun. Pada Januari 2015, harga merosot kembali bahkan anjlok 87% selama percobaan 411 hari.


4. Desember 2017, tahun stabil bagi Bitcoin

bitcoin
Tahun 2017 merupakan tahun kestabilan harga Bitcoin. (Foto: Pixabay/5933179)


Bitcoin memiliki nilai tertinggi dan terendah yang mengejutkan. Selama tahun 2017, Bitcoin naik sebesar 1.950 persen – dari US$ 974 (Rp14 juta) menjadi US$ 20.000 (Rp291,5 juta) dalam waktu satu tahun. Para pendukung crypto terus mempertahankan bahwa volatilitas Bitcoin dapat membantu sebanyak mungkin – dan percaya bahwa, suatu hari nanti, harga Bitcoin akan tetap stabil dan bisa terus merangkak naik selama dan sesudah tahun 2017.


5. November 2018, Bitcoin lebih menguat ketimbang yang lain

etherum
Mata uang digital Ethereum yang nilainya turun. (Foto: Pixabay/WorldSpectrum)


Selama tahun 2018, Bitcoin telah memiliki banyak pengalaman kegagalan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan harga saat ini jatuh lebih dari 83%, jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu dengan level tertinggi US$19.783 atau sekitar Rp288 juta. Menjadi hal yang lebih buruk daripada anjloknya Nasdaq dan ketika dotcom bubble pecah di AS. Itu juga memberikan konsekuensi bagi banyak mata uang digital lainnya, yang kini menjadi tidak berharga.

Coba lihat Ethereum sebagai contoh, yang telah jatuh dari US$ 1.400 atau sekitar Rp20 juta, menjelang awal 2018 menjadi sekitar US$ 110 (Rp1,6 juta). Untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana besarnya penurunan ini, Bitcoin tidak merosot di bawah US$ 4.000 atau Rp58 juta sejak September 2017. Nilai Bitcoin kini turun hingga di bawah US$3400 atau Rp49,5 juta.

Mengikuti perkembangan tentang Bitcoin di berita dapat membantu memastikan tetap selangkah lebih maju. Juga mendapatkan gambaran kapan peristiwa besar akan berdampak pada harga. Untuk mengetahui perkembangan pasar cryptocurrency di tahun 2019, akan ada festival cryptocurrency yang diselenggarakan tanggal 19 Januari 2019 di Jakarta. Di sana akan ada analisis cryptocurrency secara fundamental dan teknikal yang diberikan oleh key player cryptocurrency di Indonesia. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan