Mengenal Pembaruan Hard Fork dan Soft Fork pada Bitcoin
Ilustrasi - (Foto: Pixabay.com/3844328)
Merahputih.com - Dalam ekosistem cryptocurrency yang terdesentralisasi, pembaruan perangkat lunak tidak dikelola oleh satu entitas tunggal, melainkan oleh komunitas pengembang global.
Hal ini berlaku untuk Bitcoin yang merupakan perangkat lunak open-source. Proses pembaruan ini, yang dikenal sebagai 'fork', terjadi ketika pengembang memodifikasi kode program Bitcoin yang sudah ada untuk menciptakan versi baru.
Pengguna, termasuk penambang dan node penuh, memiliki pilihan untuk mengadopsi versi baru tersebut atau tetap menggunakan versi lama.
Baca juga:
Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen
Dikutip dari pintu academy, terdapat dua jenis utama fork yakni hard fork dan soft fork. Hard fork terjadi ketika perubahan yang dilakukan pada protokol Bitcoin tidak kompatibel dengan versi sebelumnya.
Hal ini mengakibatkan pemisahan permanen, menciptakan dua blockchain terpisah yang tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Ini membuat transisi menjadi lebih mulus tanpa memecah komunitas.
"Sebaliknya, soft fork masih memungkinkan kompatibilitas dengan versi sebelumnya dan tidak menciptakan blockchain baru," tulis pintu academy.
Dalam proses pengambilan keputusan, pengembang, penambang, dan node penuh memiliki peran penting. Pengembang bertanggung jawab memperbarui kode, penambang mengamankan jaringan, dan node penuh menyimpan riwayat transaksi. Ketiga pihak ini harus mencapai konsensus sebelum perubahan dapat diimplementasikan.
Baca juga:
Salah satu daya tarik dari hard fork adalah bahwa pengguna yang memiliki cryptocurrency pada blockchain asli juga akan menerima jumlah yang sama di blockchain baru. Ini dapat dilihat sebagai kesempatan bagi investor untuk mendapatkan koin gratis. S
Sebagai contoh, Pada tanggal 1 Agustus 2017, Bitcoin mengalami hard fork yang menghasilkan Bitcoin Cash. Investor yang memiliki Bitcoin pada saat itu secara otomatis menerima jumlah Bitcoin Cash yang setara, meskipun nilai kedua koin ini bisa sangat berbeda dari waktu ke waktu.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Hilirisasi SDA Ditargetkan Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Danantara Resmi Akuisisi Hotel dan Tanah Sekitar Masjid Al-Haram di Makkah
Pintu Gandeng OJK Edukasi Aset Kripto di Kampus Binus
Pintu-Blockvest Bongkar Kunci Sukses Bagi Mahasiswa yang Ingin Jadi Jutawan Lewat AI dan Blockchain
Tokenisasi Saham xStocks Tiba-Tiba Jadi Primadona Investor Kripto Indonesia Buntut Kompetisi Trading Pintu 2025
Genius Act Stablecoin dan Tokenisasi RWA Dinilai Bakal Jadi 'Game Changer' Kripto 5 Tahun ke Depan
Tahap Pertama, Mobil Buatan Jepang Disasar Pakai BBM Bioetanol 10 Persen
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Ford Kembali Bangun Pabrik di Indonesia, Belum Akan Masuk ke Mobil Listrik
Bali Bakal Kendalikan Investor Asing, Rental Kendaraan dan Villa Bakal Ditertibkan