Keraton Yogyakarta Gelar Hajad Dalem Garebeg Besar
Sabtu, 01 Juli 2023 -
KARATON Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Garebeg Besar dalam rangka memperingati Idul Adha 1444 H/Tahun Ehe 1956, Kamis (29/6). Sebanyak tujuh gunungan dibuat oleh Keraton Yogyakarta untuk dibagikan ke masyarakat.
Penghageng Urusan Keputren Keraton Yogyakarta Nyi KRT Hamong Tedjonegoro mengatakan dalam setahun ada tiga kali pelaksanaan Garebeg yakni Garebeg Sawal (Idulfitri), Garebeg Besar (Idul Adha), dan Garebeg Mulud (peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW).
Baca Juga:

"Pelaksanaan Garebeg Besar ini digelar secara luring dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan," kata Hamong Tedjonegoro dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/6).
“Terdapat tujuh buah gunungan dalam Garebeg Besar tahun ini. Seluruhnya diarak menuju Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta pada Kamis (29/06). Sebelum diperebutkan warga, gunungan akan didoakan dahulu,” sambung Hamong Tedjonegoro.
Hamong Tedjonegoro mengatakan bahwa gunungan merupakan simbol pemberian dari raja kepada rakyatnya. Gunungan ini sendiri terdiri dari hasil bumi hingga jajanan tradisional.
“Sri Sultan paring sodaqoh. Adapun sedekah yang dimaksud terdiri dari hasil bumi, demikian halnya jajanan tradisional seperti gunungan dan wajik," ungkap Hamong Tedjonegoro.
Hamong Tedjonegoro membeberkan dalam prosesi pelaksanaan Garebeg Besar tahun ini iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan tidak melintas Alun-alun Utara. Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor dibawa oleh Narakarya melalui Regol Brajanala Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe.
"Di Masjid Gedhe setelah didoakan, akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan," terang Hamong Tedjonegoro.
Sementara itu Penghageng Kawedanan Kaprajuritan KPH Notonegoro menyampaikan bahwa di sisi lain, terdapat 10 Bregada Prajurit Keraton yang akan mengawal gunungan.
Baca Juga:

“Sepuluh bregada tersebut yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa," ujar Kanjeng Noto.
"Bregada Bugis akan mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir,” sambung Kanjeng Noto.
Kanjeng Noto menambahkan seperti Garebeg Sawal lalu, sekelompok Abdi Dalem Mataya (penari) Kridhamardawa juga akan dilibatkan menjadi bagian dari Prajurit Nyutra Towok.
“Keterlibatan ini merupakan sebuah pengingat bahwasanya prajurit Nyutra dulunya beranggotakan para penari Keraton yang mengawal Sultan dengan menari tayungan selama prosesi,” tutup Kanjeng Noto.
Seperti pelaksanaan Garebeg pada umumnya, ada lima jenis gunungan yang dibagikan Keraton Yogyakarta. Kelima jenis itu adalah Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.
Untuk tiga Gunungan Kakung, peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung. (Cahyo Purnomoedi/Yogyakarta)
Baca Juga: