Kenali 4 Jenis Gangguan Kepribadian Ini Sebelum Terlambat

Sabtu, 24 Agustus 2019 - Muchammad Yani

KEBIASAAN bertindak hingga cara berpikir membentuk kepribadian seseorang berbeda-beda dan punya keunikannya sendiri. Terbentuknya kepribadian dipengaruhi ajaran, lingkungan atau pengalaman serta melalui proses panjang.

Sayangnya, banyak kepribadian yang terbentuk dari keburukan di masa lalu. Traumatik jadi salah satunya. Oleh karena itu sebelum terlambat penting untuk dikenali sejak dini. Berikut ini beberapa gangguan kepribadian yang perlu diwaspadai menurut laman Alodokter.

Baca juga:

Jangan Asal Potong Rambut Kalau Tak Mau Menyesal

1. Kecurigaan si paranoid

Timbulnya rasa cemas yang berlebihan (Foto: Unsplash/Christian Erfurt)
Timbulnya rasa cemas yang berlebihan (Foto: Unsplash/Christian Erfurt)

Kepribadian ini ditandai dengan rasa cemas dan takut yang berlebihan. Muncul kecurigaan hebat hingga membentuk perspektif buruk pada sekitarnya, terlebih orang asing. Tak menutup kemungkinan, negative stereotye bisa mengganggu mental penderita paranoid. Kebanyakan perilaku paranoid diakibatkan traumatis masa kecil. Pengalaman buruk secara fisik maupun emosional.

Meski begitu, perlu penanganan yang cepat dan tepat. Traumatis yang memupuk sejak lama perlu dipudarkan perlahan. Konsultasikan ke psikiater. Penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana reaksi penderita paranoid pada situasi tertentu. Selanjutnya, lakukan psikoterapi jangka panjang. Perlu diketahui, selama perawatan baiknya berada dalam lingkungan yang mendukung. Guna membangkitkan semangat.

2. Kecemasan si perfeksionis

Kepribadian yang menginginkan hasil terbaik dengan memastikan berulang-ulang kali (Foto: Unsplash/Bruce Mars)
Kepribadian yang menginginkan hasil terbaik dengan memastikan berulang-ulang kali (Foto: Unsplash/Bruce Mars)

Tindakan yang selalu memastikan secara berulang-ulang, bahkan berlebihan menunjukkan gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Kebanyakan terjadi pada anak-anak hingga remaja yang mengalami gangguan mental. Bisa juga karena keturunan atau pengalaman tak menyenangkan.

Baca juga:

4 Nilai Moral yang Bisa Dipelajari dari Film 'Angel Has Fallen'

Melansir dari beberapa sumber, penderita ini perlu mendapati penanganan serius bersama psikiater. Perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan lanjutan guna memeriksa penyakit lain. Penanganannya juga berbeda-beda tergantung tingkat keparahan. Umumnya, dilakukan terapi perilaku kognitif, obat antidepresan atau dikombinasikan. Mengejutkannya, ada yang memerlukan pengobatan seumur hidup. Sebelum memburuk, periksa sejak dini.

3. Mudah berubah-ubah

Kepribadian borderline personality disorder yang mudah berubah-ubah (Foto: Pexels/Vera Arsic)
Kepribadian borderline personality disorder yang mudah berubah-ubah (Foto: Pexels/Vera Arsic)

Gangguan kepribadian lainnya terjadi pada penderita borderline personality disorder (BPD). Mereka memiliki kondisi mental dengan kebiasaan yang mudah berubah-ubah. Biasa terjadi pada kalangan anak menuju usia dewasa, terkenal dengan sebutan labil. Meski terlihat wajar, kepribadian ini bila dibiarkan bisa menimbulkan permasalahan. Seperti mengganggu komunikasimu dengan keluarga atau kerabat terdekat.

Oleh karena itu, penting mengenali diri sendiri. Kenali suasana hati yang cenderung tak imbang, gangguan pola pikir, perilaku impulsif hingga ketidakstabilan dalam hubungan yang intens. Mengatasinya bisa melalui melakukan terapi. Dapat pula dengan mengonsumsi obat antidepresan, antipsikotik atau penyeimbang suasana hati.

4. Kepribadian percaya diri berlebihan

Ketahui bahaya gangguan kepribadian narsistik (foto: Unsplash/Priscilla du Preez)
Ketahui bahaya gangguan kepribadian narsistik (foto: Unsplash/Priscilla du Preez)

Kebiasaan melakukan swafoto hingga berkali-kali atau berlebihan adalah ciri gangguan kepribadian narsistik. Terlansir dari laman heartline, perilaku gangguan ini membutuhkan perhatian dan empati dari orang sekitarnya. Sekiranya, ada sembilan kriteria kepribadian ini. Di antaranya, keseruan berfantasi, merasa paling istimewa, menilai diri paling hebat, dan lainnya.

Baca juga:

Tips 'Outfit' Kece untuk Kamu yang Berkepala Plontos

Tak berbeda dengan gangguan kepribadian lain. Kepribadian narsistik dalam tingkat ekstrem memerlukan terapi bersama psikiater. Langkah sederhananya, bisa melakukan relaksasi pikiran melalui olahraga dan menjauhkan diri dari gawai. (dys)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan