Kegiatan KKN Sulap Sampah Jadi Rupiah di Kabupaten Jepara

Minggu, 20 November 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

SAMPAH-sampah di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara belum terkelola dengan baik. Tidak ada TPS (Tempat Pengolahan Sampah) di desa tersebut. Buangan sampah hanya ditumpuk di lahan terbuka dan dibiarkan begitu saja.

Fenomena tersebut membuat sejumlah mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) tergerak. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Tim KKN Tematik Kelompok 3 Undip Jepara 2022 mencoba memberikan solusi kepada warga sekitar agar sampah rumah tangga dapat bermanfaat. Kegatan KKN tersebut memberikan sosialisasi berupa cara 'menyulap' sampah menjadi pundi-pundi uang.

Baca Juga:

Ekonomi Sirkular Sebagai Solusi Pembangunan Berkelanjutan

Sosialisasi yang diadakan pada Senin, 14 Oktober tersebut dihadiri langsung oleh para petinggi Desa Teluk Awur, perwakilan PKK induk, serta Karang Taruna Desa Teluk Awur. Kegiatan tersebut juga didampingi oleh perwakilan dari Bank Sampah Induk ”Berseri” Jepara.

Ketua kelompok KKN Tematik Kelompok 3 Undip Jepara 2022 Nur Arif Saifudin mengatakan kegiatan ini akan memberikan manfaat untuk warga sekitar. Menurutnya, sampah meskipun kotor, akan menghasilkan profit apabila diolah dengan benar. Sampah bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan di masa depan.

Sampah di Kabupaten Jepara belum terkelola dengan baik. (Foto: OCG Saving The Ocean)

Jenis sampah tertentu kata Nur, dapat diolah menjadi pupuk yang bisa bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. "Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan sampah organik seperti sisa makanan, sayur, dan buah yang dapat diolah menjadi pupuk organik," ujar Nur kepada merahputih.com melalui pesan singkat.

Dalam sosialisasi tersebut, para peserta disuguhi materi mengenai upaya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Di dalamnya ada beberapa sesi, salah satunya ialah tata-cara pemilahan dan pengelolaan sampah. Peserta yang hadir melihat langsung bagaimana proses pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sampah rumah tangga. Proses tersebut dipraktekkan langsung oleh perwakilan dari Bank Sampah Induk.

Baca Juga:

Ekonomi Sirkular Dukung Peningkatan PDB dan Pelestarian Lingkungan di Indonesia

Dengan bermodalkan Starter EM4, molase, serta alat yang cukup sederhana, maka sampah disulap menjadi pundi-pundi rupiah. Tidak hanya menghasilkan satu jenis pupuk organik, dengan metode ember tumpuk dua jenis pupuk organik dapat dihasilkan dalam satu waktu. "Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk organik cair dan pupuk organik padat," tambah Nur.

Nantinya hasil dari pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk tersebut dapat langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian serta dapat menambah pemasukan bagi warga desa. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk ini juga menjadi langkah besar dalam mengurangi sampah makanan yang menjadi salah satu penyumbang komposisi sampah terbanyak di Indonesia.

para peserta disuguhi materi mengenai upaya STBM. (Foto: Tim KKN Tematik Kelompok 3 Undip Jepara 2022)

Selain itu, dalam rangka mendukung terwujudnya desa mandiri sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara juga mendorong pembentukan bank sampah Desa teluk Awur. Dalam pemaparannya, DLH yang diwakili pihak Bank Sampah Induk Jepara Anis Surahman, mengatakan bahwa permasalahan mengenai sampah menjadi hal krusial akhir-akhir ini.

Peningkatan populasi, ekonomi, arus urbanisasi, dan peningkatan standar hidup masyarakat kata Anis sangat berpengaruh besar dalam mempercepat laju pertumbuhan sampah suatu kota. Di beberapa daerah, sampah menjadi sumber masalah, bahkan berpotensi menimbulkan bencana. "Saya mengapresiasi ibu-ibu rumah tangga yang mau memulai memilah sampah di rumah," pungkas Anis. (ikh)

Baca Juga:

Menangani Sampah Plastik dengan Menerapkan Ekonomi Sirkular

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan