Ekonomi Sirkular Dukung Peningkatan PDB dan Pelestarian Lingkungan di Indonesia.


Ekonomi sirkular membuat emisi sampah rendah. (Foto: Unsplash/John O'Nolan)
PEREKONOMIAN Indonesia dapat tumbuh sebesar 45 miliar dolar AS pada 2030. Pertumbuhan ini terjadi dengan jumlah emisi dan sampah yang lebih rendah.
Hal ini akan tercapai lewat penerapan penuh ekonomi sirkular tanpa sampah di lima sektor ekonomi utama. Demikian menurut sebuah laporan baru yang diluncurkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan didukung Pemerintah Denmark dan Program Pembangunan PBB (UNDP).
Baca juga:
Berita pers yang diterima merahputih.com mengatakan laporan Ekonomi Sirkular Indonesia dipresentasikan pada acara peluncuran online yang dipimpin oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Menteri Lingkungan Hidup Denmark Lea Wermelin, dan Resident Representative UNDP Indonesia Norimara Shimomura.
Lima sektor utama yang menjadi fokus laporan ini adalah makanan dan minuman, tekstil, perdagangan grosir dan eceran (dengan fokus pada kemasan plastik), konstruksi, dan elektronik. Menurut laporan tersebut, implementasi penuh model sirkular di lima sektor itu dapat menciptakan sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru.

Model ekonomi sirkular memungkinkan para pelaku ekonomi untuk mengurangi konsumsi bahan, limbah, dan emisi sekaligus mempertahankan pertumbuhan. Model tersebut sudah berhasil diterapkan oleh beberapa negara, termasuk Denmark.
"Implementasi ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca COVID-19 melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau (green jobs)," kata Monoarfa.
Baca juga:
Selain itu, Menteri Lingkungan Hidup Denmark, Lea Wermelin meyakini Indonesia akan diuntungkan dalam skala yang besar melalui transisi ke model ekonomi sirkular. "Saya percaya laporan ini akan mampu memperlihatkan potensi besar bagi lingkungan di Indonesia, alam, dan usaha mitigasi perubahan iklim," papar Wermelin.

Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura menekankan ekonomi sirkular mampu mendukung pertumbuhan dan mengatasi dampak perubahan iklim. Hal ini sekaligus mengubah kehidupan kelompok masyarakat rentan di Indonesia.
Menurut Shimomura, model ekonomi sirkular memungkinkan kita mengurangi konsumsi bahan, sampah, dan emisi. Pada saat yang sama, sistem ekonomi ini mempertahankan pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Dengan demikian, model ini mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Terutama perempuan yang rentan, warga lansia, anak-anak, dan masyarakat disabilitas, yang sesungguhnya mampu berperan aktif di komunitas," tutur Norimasa Shimomura. (ikh)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya

Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun

Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau

Tim D'BASE dari BINUS ASO Siap Bertanding di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025

10,3 Juta Penumpang Manfaatkan Face Recognition, KAI Kurangi Limbah Kertas

Buka Cabang di BSD, %Arabica Usung Konsep Ramah Lingkungan

Casio Luncurkan G-SHOCK GMAP2100ST, Jam Tangan yang Ramah Lingkungan

Festival LIKE 2 Sukses Digelar, 4 Momen ini Tak Terlupakan

MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
