Menangani Sampah Plastik dengan Menerapkan Ekonomi Sirkular

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 31 Juli 2019
Menangani Sampah Plastik dengan Menerapkan Ekonomi Sirkular

Ekonomi Sirkular mengembangkan ekonomi melalui barang daur ular(Foto: Pexels/mali maeder)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

WAJAR jika plastik diminati banyak orang. Benda yang satu ini memang ringan, murah dan praktis digunakan. Namun, ada dampak negatif dari plastik. Ia membutuhkan 50-100 tahun untuk bisa terurai sempurna. Dampaknya, sampah plastik bisa mencemari lingkungan, termasuk laut sekalipun.

Saat ini ada solusi untuk mengatur masalah plastik, yaitu dengan cara menerapkan ekonomi sirkular. Cara tersebut merupakan suatu upaya untuk mengembangkan ekonomi melalui barang daur ulang.

Baca juga: Kurangi Pemakaian Plastik Kalau Kamu Peduli dengan Biota Laut

Ekonomi sirkular akan membuat sampah plastik dapat berguna lagi, bahkan memiliki nilai. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pemafaatan Ilmu dan Teknologi Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Dr. Nani Hendiarti.

"Jadi bagaimana kita merubah sampai jadi bernilai, jadi make-use-return, jadi itu satu siklus," tuturnya kepada merahputih.com, Selasa (30/7) di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Botol plastik dapat digunakan kembali (Foto: Pexels/Steve Johnson)

Menurut Nani, konsep ekonomi sirkular ada dua, yaitu reuse dan recycle. Reuse dapat membuat sampah plastik digunakan kembali. Sementara recycling dapat membuat sampah plastik menjadi sebuah produk kembali.

Dia menjelaskan bagaimana cara kerja reuse pada sampah plastik. Contohnya, sampah plastik kata Nani dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat aspal. "Contohnya kresek. Jadi kantong kreseknya dikeringkan dulu, lalu dicacah dan kemudian di mix ke campuran bahan aspal," tuturnya.

Sementara untuk recycling, sudah banyak kata Nani barang-barang yang merupakan produk recycle. Misalnya botol hasil daur ulang. "Sekarang lagi dikembangkan 100% bottle recycling. Industri recycling itu memang sedang tumbuh," tambah Nani.

Baca juga: Perlu Enggak Sih Menghentikan Pemakaian Plastik? Begini Saran Bijak Nadine Chandrawinata

Namun, kata Nani ada 'PR' lain yang perlu dikerjakan jika memang ingin menerapkan ekonomi daur ulang ini. Penting sekali untuk memperhatikan tahap collection, yaitu bagaimana cara mengumpulkan sampah yang memang bisa didaur ulang. Sebab, memilah sampah juga membutuhkan biaya yang mahal.

Beberapa anak penerima beasiswa dari SCG (Foto: Istimewa)

Oleh karena itu, dia menyarankan agar orang-orang mulai peduli membuang sampah plastik di tempat khusus. Sehingga proses daur ulang bisa lebih hemat waktu dan mudah dilakukan. "Jadi dengan memilah, sampah plastik itu akan lebih mudah didaur ulang," ujarnya.

Terkait hal ini, perusahaan investor asal Thailand SCG optimis dapat menerapkan ekonimi sikular di Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan memberikan beasiswa kepada 400 pelajar tingkat SMA/sederajat dan 10 mahasiswa tingkat S1.

Untuk mendapatkan beasiswa itu, lebih dari 1.000 pendaftar beasiswa diharuskan untuk membuat sebuah esai dengan tema Bagaimana kamu mulai mengembangkan perilaku sirkular untuk membuat hidupmu menjadi lebih baik?.

Melalui tema tersebut, diharapkan generasi muda mulai memiliki kesadaran tentang konsep ekonomi sirkular, dan lebih jauh lagi, dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari. (ikh)

Baca juga:

Empat Langkah Kekinian Berkontribusi Kurangi Sampah Plastik

Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan