Kegelisahan Perempuan dalam Lagu Sunda Es Lilin

Minggu, 10 April 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Budaya - Lagu daerah Sunda dari Jawa Barat sangat banyak. Beberapa sangat terkenal bahkan ke luar daerah. Sebut saja lagu Sunda "Bubuy Bulan", "Cing Cangeling", dan masih banyak lagi. Salah satu di antaranya lagu daerah Jawa Barat terkenal yaitu berjudul "Es Lilin".

Pencipta lagu Es Lilin yaitu Ibu Mursih. Lagu ini menceritakan tentang kegelisahan seorang perempuan yang sedang didekati atau disukai oleh seorang laki-laki. Laki-laki itu diceritakan sebagai dunungan, yang berarti tuan sebagai atasan atau bisa juga seorang terpandang.

Nama "es lilin" yang digunakan sebagai judul merupakan makanan khas es lilin Bandung. Penggunaan kata es lilin ini sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan penceritaan. Cerita tentang es lilin pada lirik menjadi cangkang karena lirik lagu ini berjenis pantun.

Perempuan dalam lagu ini menceritakan bahwa ia sebenarnya tidak menolak didekati laki-laki terpandang itu, namun ada ketakutan ketika benar-benar sudah dekat tapi sampai tidak berjodoh. Hingga akhirnya, karena perempuan itu juga tidak terlalu ingin dekat, ia menolak untuk selalu berduaan apalagi diajak pergi ke mana-mana.

Gambaran laki-laki terpandang dalam lirik sangat perlente atau gagah dan suka berpakaian rapi. Bahkan ke ketika menuntun kerbau pun, laki-laki itu sangat terlihat gagah. Salah satunya, kerapian berpakaiannya terlihat ketika ia menggantungkan sapu tangan saat menuntun kerbau.

Pada bagian akhir lirik, disebutkan bahwa sang laki-laki akan meninggalkan tempat tinggalnya untuk suatu keperluan. Meski ditinggalkan, perempuan itu tidak akan lupa, apalagi perginya tidak lama, hanya satu bulan.

Lagu Es Lilin menggambarkan tentang kehati-hatian seorang perempuan dalam memilih pasangan. Meski ia menyukai seorang laki-laki, dan laki-laki itu seorang terpandang, perempuan tidak begitu saja menyerahkan cinta sepenuhnya.


Lirik lagu Es Lilin;

Es lilin mah didorong-dorong
dibantun mah dibantun ka Sukajadi
abdi isin dunungan samar kaduga
sok inggis mah aduh henteu ngajadi

Es lilin mah ceuceu buatan Bandung
dicandak mah geuning ka Cipaganti
abdi isin jungjunan duh bararingung
sok inggis mah aduh henteu ngajadi

Itu saha dunungan nu nungtun munding
digantelan geuning ku saputangan
itu saha dunungan ku ginding teuing
sing horeng mah aduh geuning jungjunan

Es lilin mah ceuceu dikalapaan
raosna mah geuningan kabina-bina
abdi alim dunungan paduduaan
sok sieun mah dibantun kamana-mana

Kamana mah geuningan ngaitkeun kincir
ka kaler mah ka kaler katojo bulan
kamana mah dunungan ngaitkeun pikir
moal paler geuningan da ku sabulan


Arti lagu Es Lilin;

Es lilin itu (dijual) didorong-dorong
Diantarnya diantar ke Sukajadi
Aku malu tuan belum jelas benar
Suka takut, aduh tidak jadi (berjodoh)

Es lilin itu nyonya, buatan Bandung
Dibawanya ternyata ke Cipaganti
Abdi malu tuan, duh bingung
Suka takut, aduh tidak jadi (berjodoh)

Itu siapa tuan, yang menggiring kerbau
Digantungi itu pakai sapu tangan
Itu siapa tuan, berpenampilan perlente
Eh ternyata itu ternyata tuan sendiri

Es lilin itu (dibuat) pakai kelapa
Rasanya aduh enak sekali
Aku tidak mau tuhan, berdua-duaan
Suka takut dibawa kemana-mana

Kemana harus mengaitkan kincir
Ke timur, ketimur menuju bulan
Kemana tuan (aku) mengaitkan pikiran
Tidak akan lupa pastinya karena hanya sebulan


BACA JUGA:

  1. Luapan Kegembiraan dalam Lagu Papua E Mambo Simbo
  2. Gambaran Nikmatnya Pempek dalam Lagu Sumsel Pempek Lenjer
  3. Cinta Tanpa Kebohongan dalam Lagu Sumsel Dek Sangke
  4. Berpantun Ria dalam Lagu Sumsel Cuk Mak Ilang
  5. Ajakan Melestarikan Adat Lampung dalam Lagu Cenggat Agung

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan