Kasus DBD Solo Meluas, 4 Orang Jadi Korban Meninggal Dunia

Kamis, 18 April 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Jawa Tengah mencatat sebanyak empat orang meninggal karena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Jumlah korban ini bertambah dua orang jika dibandingkan pada bulan Maret.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Tenny Setyoharini, mengatakan penularan DBD di Kota Solo dari Januari hingga April tahun ini naik. Sebanyak 72 kasus telah ditemukan dan empat orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga:

Trombosit Turun saat DBD, Atasi dengan Cara Ini

“Sampai April ini terdapat 72 kasus telah ditemukan dan empat orang di antaranya meninggal dunia,” kata Tenny, Kamis (18/4).

Dikatakannya, dengan kondisi ini insiden rate mencapai 12,28 per 100.000 penduduk. Sementara Case fatality rate mencapai 5,5 persen.

“Kasus tahun lalu 99 kasus dan empat orang di antaranya meninggal dunia. Tahun ini kasusnya sudah mencapai 72. Kami semua harus waspada,” katanya.

Empat orang yang meninggal dunia tahun ini datang dari berbagai usia, mulai dari belasan tahun sampai sekitar 50 tahun. Orang yang meninggal dunia akibat DBD sudah mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dengan rawat jalan.

Siklus penyakit demam berdarah, lanjut dia, sulit diprediksi. Dimana kondisi demam turun tapi sebenarnya itu harus diwaspadai.

“Mungkin itu yang tidak disadari orang tua, yang menimbulkan korban terlambat tertangani DBD hingga meninggal dunia,” katanya.

Baca juga:

Kematian Akibat DBD Meningkat, Bamsoet Minta Gelar Vaksinasi

Menurut dia, proses penyakit DBD tergolong cepat dan tergantung daya tahan tubuh masing-masing orang. Pasien yang dicurigai terserang DBD dianjurkan menjalani rawat inap. Para orang tua biasanya melihat kondisi anaknya untuk memutuskan rawat inap atau jalan.

“Kasus DBD terbanyak di Kelurahan Kadipiro 13 kasus dan Kelurahan Mojosongo delapan kasus,” papar dia.

Tenny menambahkan kesadaran masyarakat menjadi faktor kunci mencegah penularan DBD. Upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk serta kesadaran akan gejala yang timbul dari infeksi virus dengue harus ditingkatkan untuk menekan risiko kematian.

“Kami juga sudah melakukan fogging sebagai pencegahan DBD. Fogging dilakukan apabila ada kasus di suatu wilayah, house index lebih dari 5%, dan ada tambahan kasus,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca juga:

Sempat Sakit DBD, Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdul Qodir Alkatiri Meninggal Dunia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan