Jokowi Usul Dirut BRI dan PNM Diajukan Jadi Peraih Nobel
Kamis, 07 Maret 2024 -
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan dua tokoh pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia memperoleh hadiah Nobel atas kontribusi mereka dalam pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pertama, Jokowi mengusulkan nama Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso atas capaian penyaluran dana pinjaman modal UMKM melalui pembiayaan ultra mikro (UMi) yang kini menyentuh 8,2 juta nasabah.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Mahasiswa Indonesia Terima Nobel Atas Penemuan Obat Diabetes
"Bapak Muhammad Yunus itu dapat Nobel karena Grameen Bank memiliki nasabah 6,5 juta. Ini harusnya Pak Dirut Sunarso sudah diberi Nobel, harusnya," kata Jokowi, saat membuka agenda BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3).
Dilansir Antara dari laman The Nobel Prize, Muhammad Yunus adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian 2006. Pria kelahiran Bangladesh pada 28 Juni 1940 itu merupakan pendiri Grameen Bank dan berhasil menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial pada golongan masyarakat miskin di perdesaan.
Lalu, Jokowi membandingkannya dengan pencapaian Dirut Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi. Menurut dia, Indonesia juga mengembangkan sektor UMKM melalui Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PNM yang berhasil menjaring 15,2 juta nasabah.
"Nggak tahu mungkin belum dapat karena belum ada yang mengusulkan, mungkin bisa diurus yang urusan-urusan Nobel," imbuh Kepala Negara.
Baca juga:
Bantu Anak-Anak Ukraina, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Asal Rusia Lelang Medali
Kepala Negara menekankan kehadiran 65 juta pelaku UMKM telah menyokong 61 persen produk domestik bruto (PDB) ekonomi Indonesia sebagai bagian dari upaya mengembangkan sektor UMKM melalui penyertaan modal Program PNM Mekaar yang bergulir sejak 2015.
"Saya berikan contoh, PNM Mekaar dari 400 ribu, melompat menjadi sekarang 15,2 juta, kemudian kredit yang diberikan sudah Rp244 triliun dari yang sebelumnya 2015 saya ingat kurang lebih Rp800 miliar, kemudian masuk ke Rp244 triliun, itu angka lompatan yang besar sekali. Mestinya hal-hal seperti ini diberikan apresiasi," tandas Jokowi. (*)
Baca juga: