Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Rabu, 03 September 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Kawasan District Blok M, yang sebelumnya menjadi salah satu pusat kuliner populer di Jakarta, kini tampak lengang dan ditinggalkan pengunjung.

Sebelumnya, area ini sempat ramai karena dipenuhi berbagai tenant makanan yang viral di media sosial.

Salah satu tenant ikonik, Nasi Matah Blok M, resmi mengumumkan pamit dari kawasan tersebut. Pemiliknya, Atika Mellonius, membagikan kabar ini melalui akun TikTok @atikazzz17.

Melalui video berdurasi 22 detik, ia menuliskan: “Nasi Matah yang umurnya belum satu tahun ini akan mencari tempat yang lebih nyaman. Semua tenant di sini angkat kaki karena harga yang tidak wajar. Doain kita ya, kita akan pindah masih di area Blok M dengan kontrak yang lebih jelas dan transparan.”

Baca juga:

Cara Daftar Bantuan UMKM TKM Pemula dan Padat Karya 2025 di Bizhub Kemnaker

cite="https://www.tiktok.com/@atikazzz17/video/7545137628664876305" data-video-id="7545137628664876305">
@atikazzz17 15jt/bulan untuk Kios yang kalo hujan kebanjiran dan bau sampah kayaknya gak wajar ???? kita pindah tapi masih di area blok M yaaa.. #blokm #nasimatahblokm ? suara asli - sadvibes????

Tak hanya Nasi Matah, gerai ICE WS juga mengalami hal yang sama. Melalui unggahannya di TikTok, mereka menuliskan pesan penuh harapan.

“Lekas bangkit, semoga kita bisa cepat pindah ke tempat baru yang lebih nyaman dan penuh berkah. Amin.”

Video tersebut memperlihatkan karyawan yang sedang membongkar kios mereka.

Sementara itu, gerai Hi! Fruit mengungkapkan alasan lebih detail terkait keputusan hengkang. Dalam unggahan TikTok @aku.ws, mereka mengatakan: “Karena kenaikan harga sewa yang nggak masuk akal. Dari Rp 2 juta per bulan jadi Rp 7,5 juta.”

Baca juga:

Thrifting Dinilai Rusak Industri dan UMKM Tekstil, Teranyar Kemenag Sita Pakaian Bekas Rp 112 Miliar

Awalnya, sebagian warganet menduga penutupan massal ini akibat demonstrasi di DPR RI. Namun, para pelaku UMKM menegaskan, bahwa alasan utama mereka mundur adalah kenaikan biaya sewa yang melonjak drastis dan dianggap tidak wajar.

UMKM sendiri menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kebijakan terkait regulasi harga sewa, penyediaan ruang usaha yang layak, hingga dukungan finansial sangat dibutuhkan agar para pelaku UMKM tidak terpinggirkan dan tetap bisa tumbuh serta berkontribusi bagi masyarakat. (far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan