ITS Buat Cat Pelapis dan Stiker Antivirus

Sabtu, 27 Maret 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Lagi-lagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali beronovasi. Kali ini Kepala Pusat Penelitian Material Maju dan Teknologi Nano ITS, Agung Purniawan dengan membuat cat pelapis dan stiker antivirus yang bertitel CoFilm+.

Pelapis dan stiker tersebut dibuat dengan teknologi Nano Copper (tembaga berukuran nano) yang telah diuji di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair).

Baca Juga:

Gerakan Sosial Makin Efektif Lewat Inovasi Teknologi

Alhasil, 90 persen virus SARS COV-2 (Covid-19) bisa mati jika virus tersebut menempel di permukaan benda yang dilapisi cat CoFilm+ dalam waktu 10 menit.

Agung mengatakan, pemakaian teknologi Nano Copper dipilih sebab banyak digunakan sebagai material yang bisa membunuh berbagai virus dan bakteri.

"Copper merupakan satu-satunya bahan logam yang telah tersertifikasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat," ungkap Dr Agung saat dikonfirmasi, Jumat (26/3)

Diantara kelebihan CoFilm+ meliputi aplikasi yang mudah, mampu mendisinfeksi selama 24 jam dan menghemat biaya.

"CoFilm+ juga bisa mengurangi infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas," tandasnya.

Virus Corona. (Foto: WHO)
Virus Corona. (Foto: WHO)

Nantinya, Agung, harga di setiap item bergantung luas dan jenis benda yang akan ditempel.

"Misal, untuk pelapisan permanen per gagang pintu harganya diperkirakan mulai dari Rp20 ribu. Sedangkan untuk meja yang luasnya hingga 1,5 meter persegi harganya mulai Rp150 ribu. Harga tersebut sudah termasuk jasa coating dan maintenance," terangnya.

CoFilm+ juga tersedia dalam bentuk stiker laminasi antivirus ukuran A3 yang dibanderol mulai Rp60 ribu per lembar. Uji coba CoFilm+ juga dilakukan sejak Januari 2021 di sejumlah gagang pintu di perkantoran seperti Satu Atap Co-working Space dan PT. Bumi. (Andika Eldon/ Surabaya)

Baca Juga:

Jokowi Apresiasi Temuan dan Inovasi Buat Tangani Pandemi COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan