Gubes IPB Ingatkan Ketidakstabilan Sosial Politik Akibat Lonjakan Harga

Rabu, 09 Maret 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah diminta segera mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok dan lainnya. Langkah pemerintah ini perlu diambil guna mengantisipasi ketidakstabilan situasi sosial dan politik kedepannya.

Guru Besar Institute Pertanian Bogor (IPB), Hermanto Siregar mengatakan, dunia internasional, termasuk Indonesia, saat ini menghadapi risiko inflasi yang cukup tinggi. Hal Ini dipicu kenaikan harga-harga energi dan pangan di pasar internasional.

Baca Juga:

Mabes Polri Ungkap Sejumlah Bahan Pokok Alami Kenaikan Harga

"Tekanan kenaikan harga BBM dan berbagai komoditas pangan sudah kita rasakan di RI akhir-akhir ini. Pemerintah harus sesegera mungkin mengantisipasi lonjakan-lonjakan harga pangan pokok dan lain-lain, yang justru bisa memicu ketidakstabilan sosial-politik," kata Hermanto Siregar, Rabu,(9/3).

Menurut Hermanto, pemerintah seharusnya dapat mengubah masalah melambungnya harga-harga komoditas pangan tersebut menjadi peluang meraih pendapatan yang signifikan.

"Untuk itu, pemerintah saya sarankan agar fokus meningkatkan produksi berbagai komiditas dan produk olahan pangan. Impornya harus mampu disubstitusi," ujarnya.

Tidak hanya itu, Hermanto menegaskan, pemerintah juga harus menggenjot ekspor sehingga dapat menandatangkan devisa yang tinggi.

"Ekspornya digenjot sehingga mendatangkan devisa yang tinggi, seiring dengan masih akan tingginya harga-harga pangan," pungkas pria yang menjabat sebagai Rektor Perbanas Institute ini.

Subsidi energi 2022 meliputi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG tabung tiga kilogram sebesar Rp77,5 triliun dan subsidi listrik Rp 56,5 triliun. Adapun subsidi BBM dan LPG tabung tiga kilogram terbagi atas subsidi jenis BBM tertentu senilai Rp 11,3 triliun dan LPG tabung tiga kilogram yaitu Rp 66,5 triliun.

Pasar. (Foto: Antara)
Pasar. (Foto: Antara)

Badan Pusat Statistik mencatat, nilai impor Indonesia Januari 2022 mencapai USD 18,23 miliar, turun 14,62 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 36,77 persen dibandingkan Januari 2021.

Impor migas Januari 2022 senilai USD 2,23 miliar, turun 34,00 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 43,66 persen dibandingkan Januari 2021. Impor nonmigas Januari 2022 senilai USD 16,00 miliar, turun 10,97 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 35,86 persen dibandingkan Januari 2021.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2022 dibandingkan Desember 2021 adalah produk farmasi USD 500,7 juta (63,35 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah serealia USD 130,3 juta (60,66 persen). (Pon)

Baca Juga:

Pemerintah Dinilai Terlalu Lamban Antisipasi Lonjakan Harga Bahan Pokok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan