Gas Elpiji Langka Hingga Dapur Umum Bencana 'Mati Suri' di Aceh, Pertamina Diminta 'Gercep' Lewat Udara
2 jam, 4 menit lalu -
Merahputih.com - Dampak serius kelangkaan energi berupa gas elpiji dan BBM pasca-bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mendapat sorotan tajam Anggota DPR RI daerah pemilihan Aceh, Ruslan Daud.
Kelangkaan ini secara langsung memengaruhi layanan publik dan aktivitas sosial masyarakat.
Kelumpuhan Distribusi Energi di Tengah Bencana
Ia menegaskan bahwa terputusnya pasokan gas elpiji dan BBM tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga mengganggu operasional dapur umum, posko pengungsian, dan pelaku UMKM yang sangat bergantung pada suplai energi.
Baca juga:
BPH Migas Klaim Pasokan BBM Sudah Berangsur Pulih di Daerah Bencana Sumatera
Menurut Politisi Fraksi PKB ini, bencana besar di Sumatera telah melumpuhkan total jaringan distribusi energi, khususnya di Aceh. Distribusi elpiji dari Arun, Lhokseumawe, terhenti karena banyaknya ruas jalan dan jembatan yang putus akibat bencana.
“Gangguan distribusi LPG di Aceh sangat serius. Kondisi ini memukul kebutuhan dasar masyarakat, termasuk dapur umum dan UMKM yang membutuhkan energi untuk bertahan,” tegas Ruslan Daud.
Di berbagai wilayah Aceh, antrean panjang kendaraan terlihat di hampir semua SPBU, dan beberapa daerah bahkan kehabisan total BBM dan LPG. Kondisi ini, menurut Ruslan Daud, memicu gangguan berantai pada layanan publik, logistik bantuan, hingga kegiatan ekonomi masyarakat.
“Kita bicara tentang kebutuhan paling mendasar. Tanpa LPG dan BBM, dapur umum tak bisa beroperasi, UMKM tidak bisa berproduksi, dan distribusi bantuan menjadi tersendat. Pertamina harus bergerak cepat,” ujar Anggota Komisi V ini.
Desakan Solusi Darurat: Jalur Laut dan Udara
Ruslan menambahkan bahwa banyak agen LPG kini menghentikan penyaluran karena stok kosong selama berhari-hari. Situasi kritis ini menuntut penanganan cepat melalui langkah-langkah darurat. Ia mendesak agar Pertamina bersama Dirjen Migas segera mempercepat distribusi melalui jalur laut atau udara.
Baca juga:
Korban Banjir dan Longsor di Sumatra Capai 753 Jiwa, MUI: Mereka Mati Syahid
Terakhir, ia juga mendesak Pertamina untuk menyiapkan skema alternatif, termasuk membuka rute distribusi baru, menyediakan armada darurat, dan mengaktifkan mekanisme penyaluran cepat agar energi dapat menjangkau masyarakat yang terdampak secara merata.
“Kami berharap pemulihan distribusi energi dapat dilakukan secepatnya agar kebutuhan publik tetap terpenuhi dan aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan,” pungkasnya.