Gangguan Kecemasan Sebabkan 2 Hal Ini

Minggu, 28 Maret 2021 - Ananda Dimas Prasetya

KETIKA tingkat stres meningkat, kecemasan pun memuncak. Kemudian kamu merasa seolah-olah ada ikat kepala yang mengencang di sekitar kepala, meremasnya membuat otakmu seolah menciut.

Meski terlihat sepele, kecemasan dapat memiliki berbagai gejala fisik. Para ahli mengatakan bahwa sakit kepala adalah salah satu yang paling umum.

Baca juga:

Jauh Persamaan Antara Stres, Depresi, dan Gangguan Kecemasan

Gangguan Kecemasan Sebabkan 2 Hal Ini
Sakit kepala karena stres berat. (Foto: Pexels/Nathan Cowley)

“Sakit kepala yang disebabkan oleh kecemasan atau stres adalah sesuatu yang dialami kebanyakan orang pada suatu waktu atau lainnya,” jelas dr. Seema Sarin M.D., direktur pengobatan gaya hidup di EHE Health, seperti dilansir dari Bustle.

Sebuah studi tahun 2015 di Cephalagia menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat stres yang tinggi dan sakit kepala tipe tegang, terlepas dari jenis kelamin, usia, atau kebiasaan.

Dr Sarin menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan kecemasan berdebar-debar. "Stres dan kecemasan dapat memengaruhi kadar serotonin yang dapat menyebabkan sakit kepala," katanya.

Saat kamu cemas, otak sering melepaskan neurotransmiter seperti serotonin yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Semakin sempit mereka, semakin besar kemungkinan kamu mengalami sakit di kepala.

Jika kamu cenderung bereaksi terhadap kecemasan dengan menegangkan otot, sakit kepala juga bisa terjadi. “Sakit kepala bisa diperburuk oleh respons terhadap stres atau pemicu kecemasan seperti menggertakkan gigi, menegangkan otot, atau mengatupkan rahang,” urai Dr. Sarin.

Serangan kecemasan dapat menimbulkan respons melawan, di mana ia bersiap untuk menghadapi ancaman serius seperti darah mulai memompa, detak jantung meningkat dan otot-otot di seluruh tubuh tegang, yang menyebabkan sakit kepala. Tingkat kecemasan atau stres yang lebih rendah dapat membuat kepala sakit.

Baca juga:

Mengatasi Kecemasan Berlebih Selama Pandemi COVID-19, Begini Kiatnya

Gangguan Kecemasan Sebabkan 2 Hal Ini
Kecemasan sebabkan kurang tidur. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)

Kecemasan juga dapat menyebabkan seseorang kurang tidur, kondisi yang juga berpotensi memicu sakit kepala tipe tegang. Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Headache and Pain menemukan bahwa penderita insomnia lebih mungkin mengalami sakit kepala dan melaporkan tingkat kecemasan dan stres yang lebih tinggi.

Migrain juga bisa terkait erat dengan kecemasan. “Hampir setengah dari orang Amerika yang menderita migrain juga mengalami kecemasan, dan mereka yang mengalami migrain lima kali lebih mungkin untuk menghadapi kecemasan,” kata Dr. Sarin.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Headache & Pain pada tahun 2017, kecemasan dikaitkan dengan peningkatan risiko migrain, terutama pada orang yang merasa sulit mengendalikan rasa khawatirnya. Tidak diketahui persis mengapa ini terjadi, tetapi pelepasan serotonin setelah stres lebih akut pada orang yang mengalami migrain.

"Jika kamu mengira sakit kepala mungkin disebabkan oleh stres, penting untuk berbicara dengan doktermu. Mungkin ada masalah lain yang perlu dikesampingkan terlebih dahulu," kata Dr. Michael Richardson M.D., seorang dokter di penyedia medis One Medical.

Setelah jelas bahwa kecemasan adalah penyebabnya, pengobatan sering kali melibatkan penurunan tingkat stres. “Ingatlah bahwa, sakit kepala ini bisa disebabkan oleh penyebab iritasi sehari-hari, bukan peristiwa besar dalam hidup,” jelasnya.

Dr. Richardson menambahkan, "setelah menentukan akar penyebabnya, hal-hal seperti teknik relaksasi, meditasi, dan terapi lain dapat membantu untuk mengatasi kondisi ini." (avia)

Baca juga:

Asup Cokelat untuk Redakan Kecemasan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan