Gamers Perempuan Berjuang Lawan Stigma Merendahkan di Pertandingan E-Sports

Rabu, 08 Maret 2023 - Hendaru Tri Hanggoro

MOBILE Legend, Free Fire, dan Valorant tak asing lagi di kalangan penggemar gim. Yang masih dianggap asing, bila para pemainnya terdiri dari perempuan. Bukan laki-laki. Gim ini kadung dianggap identik dengan lelaki. Padahal aslinya tak begitu.

Filia Shine, atau akrab disapa Lia, salah satu perempuan yang juga suka bermain gim daring. Ia tak hanya bermain gim seperti banyak orang untuk sekadar kesenangan, tapi juga mampu membawa dirinya bersaing dalam kompetisi gim daring atau E-Sports.

Lia adalah atlet E-Sports. Suatu profesi yang tak diperoleh dalam sekejap. Dia tergabung dalam klub Dewa United E-Sports. Klub ini biasa mengikuti kompetisi gim daring seperti Mobile Legend, PUBG, Valorant, Free Fire, dan lain-lain.

Baca juga:

Hari Perempuan Internasional 2023, Inovasi dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender

gim daring
Di gim pertandingan daring jenis apa pun pasti selalu ada saja yang merendahkan perempuan saat pertandingan berlangsung. (Foto: Dok. Dewa United E-Sports)

Lia menyadari gim daring masih terlalu identik dengan lelaki, sedangkan perempuan pemain gamers kerap direndahkan. Dia pernah mengalaminya langsung.

"Kalau Valorant itu ada team mate, ya. Kalau lagi public, ada aja, ya, bilang main jelek, ada yang suka bilang 'pantesan cupu, tahunya yang main cewek', gitu," ujar Lia kepada Merahputih.com melalui Discord, Senin (6/3).

Menurut Lia, sebenarnya di gim pertandingan daring jenis apa pun pasti selalu ada saja yang merendahkan perempuan saat pertandingan berlangsung. Lia sering mematikan fitur obrolan untuk meminimalisasi tindakan dan ucapan yang tidak enak dari team mate-nya. Terlebih saat bermain PUBG atau Mobile Legend Lia lebih sering bermain bersama temannya-temannya.

Baru-baru ini muncul sebuah safe space (ruang aman) yang menjadi komunitas bagi para perempuan pemain gim daring. Di tempat ini lah mereka bisa berkeluh kesah. Lia mengetahui hal tersebut dan merasa bangga dengan adanya komunitas tersebut.

"Aku senang kalau sekarang cewek-cewek pada lebih speak up, dan lihat temen-temen aku yang speak up" tutur Lia.

Baca juga:

WeRise App, Bermain Gim Sambil Belajar Kesetaraan Gender

hari perempuan internasional
Awalnya dia bermain hanya iseng. (Foto: Dok. Dewa United E-Sports)

Lia relatif masih tergolong pemain muda, tapi sudah punya cukup pengalaman bermain di berbagai kompetisi. Awalnya dia bermain hanya iseng. Khusus untuk Valorant, Lia hanya butuh waktu satu setengah tahun agar dapat bergabung ke dalam tim E-Sports Valorant sebagai initiator di Dewa United E-Sports.

Saat ini, Lia dan tim sedang mempersiapkan diri untuk kompetisi E-Sports internasional yang pesertanya terdiri dari berbagai tim mancanegara.

Menyambut Hari Perempuan Internasional, Lia berharap para perempuan pemain gim dapat memiliki tim yang saling menguatkan untuk menghadapi stigma merendahkan. (mro)

Baca juga:

Girls, Lajang Itu Menggembirakan Kok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan