International Women's Day 2025, Seruan Global untuk Aksi dan Kesetaraan
Hari Perempuan Internasional dirayakan dengan demonstrasi global menyerukan kesetaraan dan hak-hak perempuan. (Foto: Freepik/pikisuperstar)
MerahPutih.com - International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional yang diperingati saban 8 Maret bukan sekadar perayaan, tetapi juga seruan global untuk aksi nyata.
Pada Sabtu, 8 Maret 2025, perempuan di seluruh dunia akan menyerukan hak-hak mereka dalam demonstrasi yang menuntut kesetaraan upah, hak reproduksi, pendidikan, keadilan, dan peran dalam pengambilan keputusan.
Sejarah dan Makna Hari Perempuan Internasional
Menurut AP, asal-usul Hari Perempuan Internasional dapat ditelusuri kembali ke tahun 1909 ketika Partai Sosialis Amerika mencetuskan gagasan ini. Lalu diperjuangkan oleh feminis Jerman dan diperingati setahun kemudian di Kopenhagen, Denmark.
Tanggal 8 Maret dipilih setelah protes besar-besaran di Rusia pada 23 Februari 1917, yang bertepatan dengan 8 Maret di kalender Gregorian.
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengakui secara resmi peringatan Hari Perempuan Internasional pada 1977.
Tema Global 2025: "Percepat Aksi"
Tahun ini, tema globalnya adalah "Percepat Aksi." Tema ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa situasi politik saat ini dapat mengancam hak-hak yang telah diperjuangkan perempuan selama ini.
Data PBB menunjukkan bahwa satu dari empat negara mengalami kemunduran dalam hak-hak perempuan tahun lalu.
Perayaan dan Aksi di Berbagai Negara
Hari Perempuan Internasional dirayakan dengan cara yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia, Aliansi Perempuan Indonesia (API) mengadakan aksi bertema "Perempuan: Dimiskinkan, Dibunuh, Dikriminalkan!"
Aksi ini digelar pada 8 Maret 2025, dengan titik kumpul di Sarinah dan titik aksi di Patung Kuda pukul 15.30 WIB. API menyoroti isu ketimpangan ekonomi, kekerasan berbasis gender, dan kriminalisasi terhadap perempuan.
"Saatnya perempuan melawan! Saatnya kita bersuara," seru mereka dalam pesan Whatsapp yang diterima Merahputih.com. Mereka juga mengajak peserta mengenakan pakaian hitam atau ungu sebagai simbol perjuangan.
Tantangan dan Harapan
Secara global, data PBB menunjukkan bahwa setiap 10 menit, seorang perempuan atau anak perempuan dibunuh oleh anggota keluarga atau pasangan.
Eksposur perempuan terhadap konflik juga meningkat tajam dalam dekade terakhir. Hari Perempuan Internasional menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata. (dru)
Baca juga:
Hari Perempuan Internasional, Kisah Dua Perempuan Indonesia Bangkitkan Industri Wisata
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
PNM Kalahkan Grameen Bank dan BRAC, Raih Penghargaan Global Microfinance & Female Empowerment Award
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan
Hampir Setengah Juta Perempuan Jadi Korban Kekerasan, Puan Ajak Momentum Hari Kartini Untuk Berani Bersuara
Hari Kartini, Gubernur Jawa Timur: Perempuan Aktor Utama Ketahanan Bangsa