Fraksi PAN Minta Pelaksanaan PTM Didukung Testing dan Vaksinasi

Selasa, 12 Oktober 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Pemerintah didorong untuk memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Kebijakan PTM dinilai penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas SDM Indonesia beberapa tahun ke depan.

Demikian disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay merespons pelaksanaan PTM. Salah berharap agar pelaksanaan PTM didukung oleh semua pihak, terutama lintas kementerian serta lembaga.

Baca Juga

SMP di Medan Mulai Berlakukan PTM Terbatas

"Dalam Surat Edaran No. 4 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka ditekankan pentingnya PTM berbasis protokol kesehatan yang ketat. Protokol kesehatan ini yang perlu diperkuat sehingga dalam tataran implementasi dapat melindungi seluruh peserta didik, guru, dan tenaga pendukung lainnya," kata Saleh, Selasa, (12/10).

Anggota Komisi IX DPR RI ini mengakui pelaksanaan PTM tidak mudah. Untuk itu, ia meminta mereka yang mengikuti PTM harus aman, sehat, dan terhindar dari COVID-19.

Menurut Saleh, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan testing secara reguler kepada siswa, guru, dan tenaga administrasi lainnya.

"Setidaknya, guru, anak didik, dan staf administrasi ditest minimal sekali atau dua kali dalam dua minggu. Dengan begitu, penularan COVID-19 di sekolah dan perguruan tinggi dapat dipantau dengan baik," ujarnya.

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA/HO/21)
Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA/HO/21)

Saleh melanjutkan, peserta didik yang mengikuti PTM harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi. Ia menekankan, anak-anak sekolah yang berumur 12 tahun ke atas, sudah semestinya mendapat prioritas.

"Kalau sekarang, vaksin yang tersedia adalah vaksin untuk 12 tahun ke atas. Harus dipastikan bahwa anak 12 tahun sampai anak kuliahan sudah divaksin. Mereka harus menjadi target utama pelaksanàan vaksinasi nasional," imbuhnya.

Dalam konteks ini, Saleh meminta agar Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) untuk melaksanakan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

"Kerjasama tersebut fokus utamanya pada dua hal, yaitu pelaksanaan testing dan vaksinasi. Kerjasama ini sangat penting untuk mempercepat pencapaian target pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi terutama menjelang akhir tahun ini," ujarnya.

Terlebih, kata Saleh, Kemenkes memiliki anggaran yang cukup untuk melaksanakan testing dan vaksinasi. Bahkan, karena kasus saat ini sedang mereda, diperkirakan stock antigen yang dimiliki Kemenkes lebih dari cukup.

"Sudah saatnya pelaksanaan testing diarahkan ke sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi. Dengan begitu, orang tua peserta didik tidak perlu dibebani biaya untuk pelaksanaan testing reguler seperti ini," tutup Saleh. (Pon)

Baca Juga

Solo Jadi PPKM Level 2, Gibran: Pengawasan PTM Diperketat

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan