Fakta di Balik Video Viral Galon Air Minum Penyok, Begini Penjelasan Pakar Universitas Trilogi

Senin, 19 Mei 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Ahli teknologi pangan Universitas Trilogi, Hermawan Seftino, menegaskan bahwa galon air minum yang penyok tetap aman dikonsumsi dan kualitas air di dalamnya tidak akan terpengaruh. Menurutnya, fenomena penyok pada galon merupakan hal yang lazim dan tidak perlu dikhawatirkan masyarakat.

"Itu peristiwa wajar dan nggak akan berpengaruh ke kualitas airnya. Masyarakat nggak perlu khawatir soal ini," kata Hermawan dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (19/5).

Baca juga:

Virus Mers Corona Mengancam lewat Hewan, Jemaah Haji Indonesia Dilarang Dekat-Dekat dan Minum Susu Unta

Hermawan menjelaskan bahwa berkurangnya volume air menciptakan ruang kosong dalam galon, dan tekanan gravitasi saat air keluar memperbesar kemungkinan galon menjadi penyok karena tekanan dari luar menjadi lebih dominan. Material Polyethylene terephthalate (PET) yang digunakan pada galon memang tidak sekuat polikarbonat (PC), sehingga perubahan bentuk wajar terjadi.

Lebih lanjut, Hermawan menjamin bahwa perubahan bentuk galon PET tidak menimbulkan risiko kesehatan karena tidak ada pelepasan zat kimia dari kemasan ke dalam air minum.

Ia memberikan contoh serupa pada botol air mineral berukuran kecil yang juga akan penyok jika ditekan saat tidak terisi penuh. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa galon yang penyok dapat mengurangi nilai estetikanya.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: IDI Publikasikan 19 Minuman yang Sebabkan Diabetes dan Pengerasan Otak

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap video viral di TikTok dari akun @komenwarga62 yang mempertanyakan kualitas air dalam galon penyok saat digunakan di dispenser. Namun, video tersebut diketahui merupakan hasil modifikasi dari video sebelumnya yang telah dianggap wajar oleh warganet.

Alih-alih khawatir, banyak warganet justru mengkritik pembuat video karena dianggap kurang informasi mengenai karakteristik kemasan pangan PET dan menduga adanya motif persaingan bisnis, serupa dengan isu Bisphenol A (BPA) pada galon polikarbonat.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan