Epidemiilogi UI Sebut Klaster Keluarga Muncul karena Kebijakan Pemerintah yang Salah
Selasa, 08 September 2020 -
MerahPutih.com - Ahli Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono tidak setuju jika warga yang disalahkan dengan munculnya kasus baru corona di klaster keluarga.
Menurut Pandu, klaster keluarga sudah ada di Indonesia pada Maret 2020 lalu pada kasus 1,2, dan 3 yang merupakan satu darah. Dengan begitu ia tak sependapat dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 yang menyebut adanya klaster keluarga karena kurangnya kedisiplinan masyarakat.
Baca Juga
Terima Calon Positif COVID-19, Proses Pendaftaran Cakada Diduga Terjadi Pelanggaran
"Riwayat Klaster Keluarga sudah terjadi sejak kasus no 1, 2, dan 3 bulan Maret. Tapi tidak diperhatikan, padahal penularan sudah di tingkat komunitas," kata Pandu, Selasa (8/9).
Menurut Pandu, klaster keluarga bermunculan akibat kesalahan pemerintah yang menerapkan kebijakan isolasi mandiri. Akibatnya hal ini justru mendorong banyaknya klaster keluarga.
"Betapa kejamnya sampai salahkan warga. Kebijakannya yang salah," ungkapnya.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Akmal Taher menuturkan, kemunculan klaster keluarga positif corona terjadi karena warga tak disiplin menerapkan protokol kesehatan dan isolasi mandiri di rumah.
Baca Juga
"Selama ini, misalnya ada orang yang dicurigai Covid-19, setelah swab belum ada hasilnya, semestinya sambil nunggu hasil, dia tinggal di rumah dan tidak beraktivitas seperti biasa, karantina di rumah, tidak kontak dengan orang rumah," ujar Akmal di YouTube dalam kanal BNPB, Senin (7/9). (Asp)