Dua Negara ini 'Kuasai' Peredaran Narkoba di Indonesia
Jumat, 14 Februari 2020 -
MerahPutih.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut, pihaknya masih mewaspadai adanya suplai narkoba dari luar negeri ke tanah air.
Inspektur Utama BNN Irjen Eko Daniyanto mengatakan, sekarang ini peredaran narkoba dunia dikuasai oleh dua kekuatan besar, yakni Tiongkok dengan Myanmar. Sekarang lebih banyak dari Myanmar.
Baca Juga
Polda Metro Jaya Targetkan Ibu Kota Jakarta Bersih dari Narkoba
"Makanya sekarang sindikat bagaimana berkolaborasi dengan sindikat yang lain untuk masuk ke Indonesia atau ke Malaysia," ungkap Eko kepada wartawan, Jumat (14/2).
Menurut Eko, para bandar narkoba selalu melakukan pergantian modus operandi untuk memasukan barang haram tersebut ke Indonesia. Teranyar, modus yang digunakan adalah dengan memasukan cairan sabu ke dalam mainan anak-anak.

Menurut Eko, peredaran narkoba dengan modus tersebut sempat digagalkan pada tahun lalu. Namun, para pelaku kembali menggunakannya. Jalur laut, lanjut Eko, masih menjadi akses paling sering digunakan oleh para pengedar. Namun, mereka selalu memanfaatkan kapal-kapal kecil nelayan sebagai akses memuluskan jalan penyelundupan.
Baca Juga
BNN Razia Diskotik Venue dan Golden Crown, 108 Orang Positif Konsumsi Narkoba
"Kita akan berdayakan masyarakat nelayan, karena dulu saat saya menjabat direktur Bareskrim Polri, mereka ship to ship, jarang melalui kapal dan pesawat," jelas mantan Diresnarkoba Polda Metro Jaya ini.
Baru-baru ini, modus yang dilakukan adalah menggunakan mainan anak.
"Sekarang dia menggunakan bola. Kalau kita pegang itu semacam bola mainan anak-anak. Kalau dipukul dia nyala tapi dalamnya adalah sabu cair," ujarnya.
Menurutnya, masih sulit membedakan antara mainan anak berbentuk bola tersebut dengan mainan yang telah diisi sabu cair. Namun, kata Eko, aparat akan mendeteksi dan mengecek benda-benda yang dicurigai sebagai medium penyelundupan narkoba.
Baca Juga
Ia mengajak partisipasi masyarakat dalam memberantas peredaran barang haram tersebut.
"Ini luar biasa, memang harus kita antisipasi semuanya dan masyarakat jangan diam diri. Jangan terlalu mengandalkan kita tetapi semua berpartisipasi," kata dia. (Knu)