Driver UberJek Tanpa Seragam Hindari Bentrok
Kamis, 12 November 2015 -
MerahPutih Megapolitan - Berbeda dengan layanan ojek berbasis online lainnya, para driver atau pengemudi UberJek sengaja tidak diberikan seragam dalam setiap operasinya. Hal tersebut didasari dari hasil survei yang dilakukan tim manajemen UberJEK sebelum membuka perekrutan.
"Kami melakukan survei dan mayoritas bisa dibilang 53 persen itu suka membonceng ojek yang tidak berseragam dibanding yang berseragam hanya 47 persen," ucap Aris Wahyudi, pendiri sekaligus CEO UberJek di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (12/11).
Bagi para konsumen, dengan memakai jasa driver UberJek yang tidak memakai seragam, maka seseorang akan lebih nyaman dan terlindungi, terutama para wanita. Seperti pada motto UberJek "Everyone's Private Ojek".
"Sebagai contoh, mungkin wanita merasa nyaman kalau duduk di belakang rider (pengemudi) yang tidak berseragam jadi seolah-olah seperti diantar rekannya atau suaminya karena ojek itu sangat sensitif. Arti kata sensitif kalau di taksi lebih privasi atau tertutupi dibandingkan dengan ojek," kata Aris.
Bukan hanya untuk konsumen, dengan tidak memakai seragam para driver UberJek pun banyak mendapat keuntungan. Aris menjelaskan, selama ini bahaya terbesar driver ojek online adalah serangan dari ojek konservatif atau ojek pangkalan.
Pemicu serangan tersebut karena para ojek pangkalan dapat mengenali ojek online dari seragamnya. Alhasil, dengan tidak memakai seragam, para driver UberJek bisa terhindar dari serangan ojek pangkalan.
"Hampir 99 persen masalah ojek aplikasi karena berseragam. Kami tidak mempunyai seragam ojek. Jadi hal tersebut bisa meminimalisir bahaya serangan," tegasnya. (yni)
Baca Juga: