Din Syamsuddin Minta Sidang Isbat Digelar Tertutup

Selasa, 09 Juni 2015 - Adinda Nurrizki

MerahPutih Nasional - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin meminta agar sidang Isbat dalam penetapan awal puasa digelar secara tertutup. Menurutnya, sidang Isbat yang digelar secara terbuka dapat meresahkan masyarakat. Sebab dalam sidang Isbat ini, tentu akan muncul beberapa pandangan yang berbeda dalam penetapannya.

"Supaya bagi umat tidak timbul ketegangan," tuturnya di Jakarta, Selasa (9/6).

Din mengungkapkan, sidang Isbat yang digelar selama ini sangat singkat karena rapat tersebut hanya dimulai sejak sore. Dalam rapat tersebut dibahas pandangan astronomi, di mana tingkat bulan, ijtima dan konjungsi.

"Hanya berdasarkan itu penetapannya kurang waktu untuk diskusi. Menurut saya baiknya lebih jauh lagi waktunya untuk berdiskusi. Nah, itu bagusnya tertutup," ujarnya.

Untuk diketahui, NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah memang selalu selisih paham dalam penetapan awal Ramadan, Lebaran, dan Idul Adha. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama menggunakan metode yang berbeda. NU menetapkan bulan telah berganti jika ketinggian hilal sudah lebih dari 2 derajat di atas Ufuk (Rukhyat). Sementara Muhammadiyah menggunakan sistem perhitungan (hisab).

"Bulan, Bumi, Matahari konjungsi terjadi 16 Juni malam itu belum satu Ramadan. Maka pada 17 juni bulan waktu terbenam sudah sangat tinggi. Nah di situlah awal malam pertama Ramadan," pungkasnya. (rfd)

 

BACA JUGA:

Pemerintah Akan Impor Beras saat Ramadhan dan Lebaran

Komisi IV: Belum Ada Izin Impor Beras

Jokowi: Jangan Impor Beras!

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan