Bali Siap Menerima Kedatangan 19 Negara Ini

Kamis, 14 Oktober 2021 - Muchammad Yani

SETELAH ditutup selama 18 bulan, kini, Bali kembali membuka aksesnya untuk menerima wisatawan asing. Namun, kebijakan ini tak diberlakukan untuk seluruh negara yang dapat mengunjungi Bali. Mereka akan membuka akses ini perdana pada 14 Oktober 2021.

Awalnya, negara yang diizinkan untuk memasuki Pulau Dewata ini, hanya China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab. Namun, pemerintah menambahkan kuotanya yang kini berubah menjadi 19 total negara, yaitu Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain, Qatar, India, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.

Baca juga:

Festival Air 2021 Kota Cimahi Tentang Kelestarian Air dan Budaya

Saat akan mengunjungi Bali, pengunjung diminta untuk mengikuti peraturan yang berlaku, yaitu harus mendapatkan vaksin lengkap dan menjalani dua tes PCR, baik sebelum penerbangan maupun saat kedatangan. Serta, diminta untuk mematuhi protokol.

Pengunjung juga perlu dikarantina. Awalnya, pemerintahan mengatakan pengunjung perlu melakukan karantina selama 8 hari di saat hari kedatangan, tapi di menit terakhir minggu ini, kebijakan tersebut dikurangi menjadi lima hari masa karantina.

Bali menambah kuota negara dan total keseluruhan kini 19 negara yang dapat berkunjung. (Foto: unsplash/Oskar Kadaksoo)
Bali menambah kuota negara dan total keseluruhan kini 19 negara yang dapat berkunjung. (Foto: unsplash/Oskar Kadaksoo)

Rencana untuk membuka kembali sebagian Bali adalah langkah pertama untuk menghidupkan kembali industri pariwisata. Bali dikenal sebagai penyumbang lebih dari 50 persen pendapatan pulau, menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB.

Mengutip dari laman The Guardian, pandemi telah memicu perdebatan tentang peran pariwisata di Bali. Beberapa orang berpendapat bahwa, Bali tidak terlalu tergantung pada sektor ini dan sebagai gantinya mengembangkan bidang ekonomi lainnya. Kemudian, terdapat laporan mengenai turis asing yang menetap di pulau itu selama pandemi, tapi menolak untuk mengikuti protokol kesehatan telah menambah sentimen tersebut.

Baca juga:

Syarat Anak-anak Masuk Kebun Binatang Gembira Loka

Minggu ini, Gubernur Bali mengatakan bahwa pariwisata telah menguntungkan “segelintir orang, terutama investor asing,” tetapi tidak bagi masyarakat umum. Ia juga menambahkan bahwa ia berencana untuk mempromosikan bidang-bidang seperti kerajinan budaya, pertanian dan perikanan.

Pejabat pemerintah telah berbicara tentang perlunya mengubah sektor pariwisata untuk fokus menarik wisatawan ‘berkualitas.’ Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan bulan lalu bahwa pihak berwenang akan ‘menyaring’ wisatawan. “Kami tidak ingin backpacker,” ujarnya.

Pengunjung harus sudah melengkapi vaksin dan melalukan test PCR sebelum dan setiba di Bali. (Foto: unsplash/MufidMajnun)
Pengunjung harus sudah melengkapi vaksin dan melalukan test PCR sebelum dan setiba di Bali. (Foto: unsplash/MufidMajnun)

Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Putu Astawa mengatakan pulau itu berharap untuk menerima wisatawan yang akan menghabiskan lebih banyak uang, tinggal lebih lama dan memiliki sikap yang lebih baik. Ia menunjuk orang menunjuk orang asing yang belum mematuhi pedoman Covid, serta telah menyalahgunakan visa turis mereka dengan bekerja secara ilegal, atau melanggar hukum dengan cara lainnya.

Bali sepenuhnya telah memvaksinasi 80 persen dari populasi yang memenuhi syarat, menurut presiden Joko Widodo, di depan sebagian besar negara. Kasus COVID-19 juga sudah turun dari puncak sekitar 1.000 per hari di Juli. (Cil)

Baca juga:

Pentingnya Keterampilan Bahasa bagi Pelaku Pariwisata

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan