Alasan Besarnya Biaya Pengobatan Kanker Serviks
Kamis, 14 Maret 2024 -
MerahPutih.com - Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan Kanker Serviks adalah kondisi di mana terdapat penumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali.
Berdasarkan penyebabnya, sebanyak 90% dari pasien yang menderita kanker serviks disebabkan oleh inveksi HPV (Human Papilloma Virus) onkogenik yang presisten.
Baca juga:
Pendidikan Seks Usia Dini Penting Cegah Kanker Serviks dan Payudara
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang menjadi fokus penangan serius pemerintah, terlebih berdasarkan data dari Indonesia Society of Gynecologic Oncology (INASGO) tahun 2022-2023 kanker serviks mendominasi proporsi kasus kanker yang sering dijumpai sekitar 62 persen.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Subspesialis Onkologi RS PELNI Yuri Feharsal mengatakan penanganan kanker serviks menjadi salah satu prioritas dalam upaya eliminasi kanker di Indonesia.
Di Indonesia sendiri kanker serviks itu adalah kanker yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan yang lainnya sekitar 62 persen kasus kanker reproduksi itu yang paling sering ditemukan adalah kanker serviks.
"Jadi ini merupakan kasus yang sangat banyak kanker serviks, tapi sayang nya di Indonesia itu datang saat hampir 70-80 persen itu sudah stadium lanjut," kata Yuri.
Ia menegaskan, membengkaknya biaya pengobatan kanker serviks, dikarenakan pembedahan kanker serviks membutuhkan waktu yang cukup lama dan memakan banyak sumber daya, mulai dari alat-alat pembedahan hingga perawatan pascaoperasi.
Tidak hanya itu, pasien kanker serviks sering mengalami komplikasi jangka panjang, seperti masalah berkemih, yang memerlukan perawatan tambahan.
"Hal tersebut menyebabkan pengeluaran yang besar bagi negara, terutama untuk kasus kanker serviks stadium lanjut," katanya.
Ia menegaskan, meskipun kanker serviks adalah jenis kanker organ reproduksi yang paling umum di Indonesia, tetapi sebagian besar kasus kanker serviks di Indonesia terdeteksi pada stadium lanjut yang mempersulit proses pengobatan dan meningkatkan risiko kekambuhan.
"Pada umumnya tata laksana kanker serviks di stadium lanjut itu adalah radiasi dan kombinasi dengan kemoterapi. Nah dikarenakan memerlukan sebuah modalitas yang canggih tentu ini akan meningkatkan biaya pengobatan, sehingga menjadi suatu beban negara," katanya. (*)
Baca juga: