5 Permainan Tradisional Kalimantan Timur yang Masih Lestari
Senin, 19 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Ada lima permainan tradisional yang masih lestari dimainkan masyarakat daerah Kalimantan Timur. Permainan tradisional ini muncul sebagai bentuk solidaritas, kebersamaan, dan pembelajaran.
Lima permainan itu adalah batu lele, begasing, belincar, pindah bintang, belogo.
Banyak alasan mengapa permainan tradisional terus dilestarikan. Pertama soal identitas budaya.
Dalam permainan tradisional pasti ada nilai khas dan utama dari budaya tempatan. Permainan tradisonal sarat jati diri dengan nilai budaya suatu daerah. Alasan lain adalah kreativitas kebudayaan.
Apa saja lima permainan tradisional tersebut?
1. Batu lele atau buta lele
Permainan dilakukan secara beregu, bisa berisikan empat hingga 10 orang. Permainan ini menggunakan alat pengungkit yang disebut kayu induk. Dan alat yang akan diungkit yaitu kayu anak. Masing-masing ukuran panjangnya 30 sentimeter dan 10 sentimeter.
Permainan ini dimainkan di lapangan, dipisahkan garis pembatas. Dari lubang meletakkan kayu anak sekitar semeter ke depan. Di sana lah tempat lawan berjaga dan mengejar kayu anak yang melayang ketika dipukul nanti.
2. Begasing
Permainan bisa dilakukan berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Permaianan ini menggunakan alat yang disebut gasing.
Gasing dibuat dari bahan kayu keras seperti ulin atau menggeris. Sedangkan talinya, dibuat dari kulit kayu Jomok yang diolah dengan cara memukul kulit kayu untuk membuang kulit luar dan kemudian dijemur.
Setelah kering, kulit kayu dipilih sebesar jari tangan dan biasanya semakin keujung semakin kecil.
Panjang tali ini tergantung besarnya gasing yang akan dipakai. Biasanya 1-1,5 meter. Dalam permainan, gasing setiap pemain diadu. Gasing yang terpelanting dari wahana dianggap kalah.
3. Belincar
Permainan ini dimainkan dengan banyak orang. Bisa individu atau beregu.
Belincar menggunakan peralatan yang disebut dalam kebot alias gacuan. Kebot terbuat dari kayu yang keras, pecahan genting atau batu lepek/pipih.
Kebot tugasnya untuk dilempar mengenai dam-daman atau utan (bahasa Bulungan) yang terbuat dari kertas pembungkus rokok atau dedaunan yang bentuknya bagus. Makin banyak dam-daman yang tumbang artinya makin bagus pula kemenangannya.
4. Pindah bintang
Seperti namanya, pindah bintang terinspirasi dari bintang di langit yang bergerak berpindah-pindah. Makanya permaianan ini mengandalkan perpindahan pemain dari satu titik ke titik yang lain.
Permainan ini tidak membutuhkan alat apa pun selain lapangan yang luas serta membuat lingkar untuk tempat pemain berdiri.
Ketentuan permainannya adalah jumlah lingkaran tempat pemain harus kurang satu dari jumlah total pemain yang ikut. Mereka harus berebut tempat dengan melakukan hompipa.
5. Belogo
Belogo dimainkan saat pelaksanaan Festival Erau. Alat yang digunakan dalam belogo ini adalah kepingan berbentuk segi lima yang disebut logo dari batok kelapa yang diamplas di kedua sisinya.
Logo ini dimainkan dengan cara dicungkil menggunakan sebuah tongkat yang disebut campak.
Cara memainkannya, pemain harus mencukil logo untuk menjatuhkan target yang berderet. Satu orang punya dua kesempatan menjatuhkan target.
Tantangannya belogo akan ada tiga target yang disusun berderet. Jika target pertama sudah jatuh, dilanjutkan ke teman yang lain. (Tka)