Filosofi Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli, Aturan dan Keseruannya

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Jumat, 13 Desember 2024
Filosofi Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli, Aturan dan Keseruannya

Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli (Foto:Website/budaya-indonesia.org)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pocca piring alias pecah piring merupakan permainan tradisional suku Batak Toba yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara. Permainan yang sangat seru ini menuntut kerjasama tim dan kecepatan.

Melibatkan lebih dari lima orang, Pocca Piring biasa dimainkan anak laki laki maupun perempuan berusia 6 hingga 10 tahun, yang dibagi menjadi dua tim dengan tiap tim beranggotakan 6-8 orang.

Pemain dalam permainan ini menuntut kelincahan gerak tubuh, kerjasama tim, ketepatan, dan keseimbangan tubuh untuk memenangkan permainan ini. Alat untuk memainkan Pocca Piring berupa pecahan keramik lantai atau tutup botol dan bola kasti. Tak lupa kayu atau tiang.

Setelah tim terbentuk, tim yang kalah undian awal mesti membuat garis batas start dan berjaga menggulirkan bola kasti. Sedangkan, tim yang menang harus berhasil menjatuhkan pecahan keramik atau tutup botol sampai berserak sampai ke garis akhir.

Baca juga:

Dali Ni Horbo, Keju Kerbau Khas Tapanuli

Ketika susunan keramik atau tutup botol berserak akan menghasilkan bunyi mirip piring pecah, makanya inilah asal muasal penyebutan permainan ini. Setelah semuanya berserak, tim mesti berlari ke tiang-tiang yang disediakan untuk posko aman.

Supaya visi permainan tercapai, pemain harus mengecoh tim yang berjaga. Agar beberapa anggota lainnya bisa menyusun kembali pecahan keramik. Jika pecahan keramik tersusun semua tanpa ada tim yang terkena kasti artinya tim mendapatkan poin kemenangan.

Di balik permainan Pocca Piring ada makna nilai filosfisnya bagi kehidupan sosial. Pertama tentang nilai kejujuran. Pemain penjaga diharuskan melemparkan bola ke arah lawan untuk menangkisnya, mereka tidak diperbolehkan menggenggam atau menarik bagian tubuh lawan mana pun.

Kedua, nilai toleransi. Permainan Pocca Piring menciptakan nilai toleransi dengan saling tolong menolong sesama pemain lawan. Ketiga, nilai kerja keras karena pemain penjaga akan terus berusaha sekuat tenaga dan bekerja sama menyusun batu. (Tka)

#Permainan Tradisional #Sumatra Utara #Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo Pastikan Pasokan Listrik dan BBM di Sumatra Utara Segera Pulih
Presiden Prabowo Subianto memastikan pasokan listrik dan BBM di wilayah terdampak bencana di Sumatra Utara segera kembali normal.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 Desember 2025
Presiden Prabowo Pastikan Pasokan Listrik dan BBM di Sumatra Utara Segera Pulih
Indonesia
DPR Desak Presiden Prabowo Segera Tetapkan Status Darurat Bencana Nasional di Sumatra, Penanganan Bisa Lebih Cepat dan Menyeluruh
Status darurat bencana nasional ini akan memperkuat respons pemerintah pusat.
Dwi Astarini - Senin, 01 Desember 2025
DPR Desak Presiden Prabowo Segera Tetapkan Status Darurat Bencana Nasional di Sumatra, Penanganan Bisa Lebih Cepat dan Menyeluruh
Indonesia
Presiden Prabowo Temui Pengungsi Banjir Sumut: Desa Terisolasi dan Jalur Terputus Jadi Kendala
Presiden Prabowo Subianto meninjau korban banjir dan longsor di Tapanuli Tengah. Banyak desa masih terisolasi dan akses jalan terputus.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 Desember 2025
Presiden Prabowo Temui Pengungsi Banjir Sumut: Desa Terisolasi dan Jalur Terputus Jadi Kendala
Indonesia
Sibolga, Tapteng, dan Tapsel Jadi Daerah Terparah Banjir di Sumut
BNPB mengungkap tiga wilayah di Sumatra Utara yang terdampak paling parah akibat banjir dan longsor, yaitu Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 Desember 2025
Sibolga, Tapteng, dan Tapsel Jadi Daerah Terparah Banjir di Sumut
Indonesia
Korban Tewas Bencana Alam di Sumatra Capai 442 Orang, Setengahnya Berasal dari Wilayah Sumut
Sumatra Utara menjadi daerah dengan korban meninggal terbanyak, yakni 217 jiwa dengan 209 orang yang masih hilang.
Dwi Astarini - Senin, 01 Desember 2025
Korban Tewas Bencana Alam di Sumatra Capai 442 Orang, Setengahnya Berasal dari Wilayah Sumut
Indonesia
Belasan Orang Ditangkap Polisi karena Penjarahan Minimarket Menyusul Bencana Alam di Sibolga Sumatra Utara
Penjarahan itu terjadi pada Sabtu (29/11) pagi hingga viral di media sosial.
Frengky Aruan - Minggu, 30 November 2025
Belasan Orang Ditangkap Polisi karena Penjarahan Minimarket Menyusul Bencana Alam di Sibolga Sumatra Utara
Indonesia
DPR Minta SPPG untuk Makan Bergizi Gratis Difungsikan untuk Suplai Makanan Korban Bencana di Sumatra
Komisi VIII DPR meminta pemanfaatan dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) sebagai dapur umum darurat di wilayah terdampak longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Frengky Aruan - Minggu, 30 November 2025
DPR Minta SPPG untuk Makan Bergizi Gratis Difungsikan untuk Suplai Makanan Korban Bencana di Sumatra
Indonesia
16.987 KK Terdampak Banjir di Serdang Bedagai Sumatra Utara
Banjir di Serdang Bedagai terjadi akibat curah hujan lima hari lalu melanda, ditambah air kiriman dari hulu hingga membuat dua tanggul di Sei Belutu dan Sungai Senangkong jebol.
Frengky Aruan - Minggu, 30 November 2025
16.987 KK Terdampak Banjir di Serdang Bedagai Sumatra Utara
Indonesia
Prabowo Perintahkan Seluruh Kekuatan Nasional Dikerahkan Tangani Bencana Alam di Sumatra yang Tewaskan Ratusan Orang
Hal ini diutarakan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno.
Frengky Aruan - Minggu, 30 November 2025
Prabowo Perintahkan Seluruh Kekuatan Nasional Dikerahkan Tangani Bencana Alam di Sumatra yang Tewaskan Ratusan Orang
Indonesia
Kayu Gelondongan Terbawa Banjir, Kemenhut Sinyalir Modus Pembalakan Liar
Kemenhut menduga kayu gelondongan yang terbawa banjir di Sumut berasal dari PHAT di APL. Gakkum tengah menyelidiki potensi illegal logging di wilayah terdampak.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 30 November 2025
Kayu Gelondongan Terbawa Banjir, Kemenhut Sinyalir Modus Pembalakan Liar
Bagikan