Toksin dalam Makanan, Waspadailah!

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 24 Agustus 2022
Toksin dalam Makanan, Waspadailah!

Ada toksin tersembunyi dalam makanan. (merahputih.com/Budi Lentera)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETIAP hari seseorang harus mengonsumsi makanan demi memenuhi gizi tubuh untuk memperoleh energi beraktivitas. Perbedaan antara satu dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan gizi tentunya berbeda. Hanya saja bisa jadi tetap terpapar toksin yang ada dalam makanan.

Dikutip dari Healthline, ada beberapa bahan yang mungkin berbahaya bagi kesehatan. Terutama apabila dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Apabila kamu tidak waspada, kamu bisa menemukan makanan dan minuman yang membuat kesehatan kamu terganggu karena mengandung toksin. Lantas apa saja ya makanan, bahan, atau senyawa yang patut diwaspadai?

Baca Juga:

Otak Distimulasi dengan Arus Listrik, Perbaiki Daya Ingat?

makanan
Perhatikan kemasan makanan untuk menjaga kesehatan. (Pexels/Nguyen Khanh)


Bisphenol


Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang biasa ditemukan dalam wadah plastik dari banyak makanan dan minuman umum dan di lapisan dalam kaleng logam. Penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke makanan atau minuman yang ada di dalam kemasan.

BPA diyakini meniru estrogen dengan mengikat ke situs reseptor yang dimaksudkan untuk hormon. Tentunya ini dapat mengganggu fungsi hormon. Terlebih lagi, penelitian pada hewan hamil menunjukkan bahwa paparan BPA dapat menyebabkan masalah pada reproduksi dan meningkatkan risiko kanker payudara dan prostat di masa depan dari janin yang sedang berkembang.

Untuk mengurangi paparan terhadap senyawa yang berpotensi berbahaya ini, alangkah baiknya untuk menghindari penggunaan piring plastik, termasuk air kemasan. Gunakan peralatan minum dari kaca dan stainless steel sebagai penggantinya.


Lemak trans buatan


Lemak trans buatan diolah dengan memompa hidrogen ke dalam minyak tak jenuh seperti minyak kedelai dan jagung untuk mengubahnya menjadi lemak padat. Bahan ini dapat ditemukan di margarin, makanan ringan, dan makanan panggang dalam kemasan. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa mengonsumsi lemak trans bisa menyebabkan peradangan dan memiliki potensi gangguan kesehatan jantung. Amerika Serikat sudah melarang lemak trans buatan ini sejak Januari 2020.

Baca Juga:

Bukan Hanya Melatih Kekuatan, Plank Juga Bisa Kurangi Sakit Pinggang

makanan
Saat daging dipanggang atau diasap pada suhu tinggi, lemak menetes ke permukaan alat memasak. (Unsplash/Joshua Kantarges)


Hidrokarbon Aromatik Polisiklik


Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dianggap sebagai polutan lingkungan. Biasanya muncul dari pembakaran bahan organis, tapi juga ditemukan dalam makanan. Saat daging dipanggang atau diasap pada suhu tinggi, lemak menetes ke permukaan alat memasak dan menghasilkan PAH yang mudah menguap dan dapat meresap ke dalam daging.

Meskipun daging merah pernah dianggap sebagai penyebab utama, sample ayam dan ikan bakar ternyata mengandung kadar PAH yang sama. Kemudian, faktanya daging asap dan daging panggang merupakan salah satu sumber utama PAH dalam makanan. Tapi PAH juga ditemukan di banyak jenis makanan olahan. Para peneliti menemukan bahwa PAH beracun cenderung menaikan risiko kanker payudara, ginjal, usus besar, dan prostat. (yos)

Baca Juga:

Manfaat Kayu Manis untuk Ibu Hamil

#Tips Masak #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan