Setiap Tahun Penderita Sifilis Meningkat


Pengobatan Sifilis dengan injeksi (Sumber: Everyday Health)
SIFILIS merupakan penyakit menular seksual yang sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan penyakit komplikasi. Meskipun penyakit yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum ini pertama kali menyerang bagian genital, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh lain seperti otak, sistem saraf, serta jantung.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, jumlah pasien penyakit sifilis setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 jumlah yang tercatat mencapai 45 pasien, di 2017 meningkat menjadi 49 pasien, dan di 2018 meningkat lagi mejadi 63 pasien.
Baca juga:

Lebih mencemaskannya lagi, meskipun potensi sifilis lebih berpeluang terjadi pada mereka yang memiliki riwayat seksual beresiko (pekerja seks, waria, hubungan sesama jenis, atau pengguna layanan pekerja seks) data terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini juga bisa dialami oleh bayi yang baru lahir. Proses penularannya yakni ketika bayi melewati jalan lahir yang terdapat lesi sifilis.
Meskipun sangat berbahaya, masih sangat sedikit orang yang peduli terhadap penyebaran penyakit ini. Rasa enggan hingga malu membuat mereka tak banyak aktif mencari tahu penyakit ini dan bagaimana potensi penyebarannya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDSV menjelaskan ada empat tahap pemeriksaan terhadap sifilis. Pertama, pemeriksaan fisik pada selaput lendir dan kulit di stadium primer dan sekunder. Kedua, pemeriksaan Lab serologi darah (VDRL, TPHA) lazim digunakan untuk skrining awal dan lanjut. Tahap ketiga yakni pemeriksaan Dark-Filed Microscopy dan terakhir pemeriksaan Carian Serebrospinal pada Neurosifilis.
Baca juga:
Usai terdeteksi adanya sifilis, perlu dilalukan penanganan berupa pemberian obat Sifilis. "Hingga saat ini Bakteri treponema Pallidum sensitif terhadap antibiotik Penisilin. Untuk itu penanganan utamanya yakni pemberian antibiotik golongan penisilin," jelasnya.
Pemberian obat penisilin bisa dilakukan melalui oral atau injeksi intramuskular tergantung stadium penyakitnya.
Fakta di lapangan tidak semudah itu. Dalam proses pengobatan ada saja pasien yang tidak patuh. "Pasien khawatir karena akan menimbulkan rasa nyeri atau kurang nyaman pasca mendapat injeksi intramuscular," ucapnya. Untuk itu perlu adanya edukasi yang diberikan oleh pihak medis terhadap pasien dan konsultasi. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tiga Fase yang Perlu Diwaspadai Saat Terpapar Campak, Demam Tinggi hingga Ruam Menghitam

Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur

Infeksi Cacing Bikin Raya Meninggal, DPR: Bukti Akses Kesehatan di Pedesaan Lemah

Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin

Restorative Justice Kasus Kekerasan Seksual di Karawang: Gadis 19 Tahun Dinikahi Pemerkosanya Lalu 'Dibuang' Sehari Kemudian

Stop Sekarang! Kebiasaan Sepele Ini Diam-Diam Picu Hipertensi di Usia Muda!

Kenali Tanda Bahaya Tekanan Darah Tinggi Ekstrem Sebelum Terlambat

Segini Harga Konten yang Dijual Para Pelaku Admin Grup Inses ‘Fantasi Sedarah’

Gerak Cepat Bareskrim Berantas Grup Inses Online, Legislator Soroti Pentingnya Perlindungan Anak dan Perempuan

DPR Desak Pemilik Akun Fantasi Sedarah Segera Ditemukan, Dibiarkan Rusak Generasi Bangsa
