Puan Maharani Diharapkan Memotivasi Kaum Perempuan di DPR untuk Unjuk Gigi

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 04 Oktober 2019
Puan Maharani Diharapkan Memotivasi Kaum Perempuan di DPR untuk Unjuk Gigi

Ketua DPR Puan Maharani (merah) (Foto: ANTARA/Istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Direktur Riset Indo Polling Network Arum Basuki menilai pemilihan Puan Maharani sebagai Ketua DPR mampu meningkatkan kesetaraan gender di jajaran lembaga leglistatif.

Riset yang dilakukannya, dari 575 kursi DPR RI, sebanyak 457 kursi (79,48%) diraih pria dan 118 kursi (20,52%) direbut oleh perempuan. Angka ini merupakan capaian tertinggi representasi perempuan sejak Pemilu pertama tahun 1955 dilaksanakan.

Baca Juga:

Jadi Ketua DPR, Ini Pidato Pertama Puan Maharani

Sebaran perolehan jumlah kursi perempuan DPR RI 2019 berdasarkan partai politik antara lain : PDI P 26 kursi , Golkar dan Nasdem 19 kursi, PKB dan Gerindra 12 kursi, Demokrat 10 kursi, PKS 8 kursi, PAN 7 kursi dan PPP 5 kursi.

Rata-rata perolehan kursi DPR oleh perempuan dari partai-partai tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan data Puskapol UI, Pada 2014 PDI P memperoleh 21 kursi perempuan. Golkar 16 kursi, Gerindra 11 kursi, Nasdem 4 kursi, PPP 10 kursi, PKB 10 kursi, PKS 1 kursi, PAN 9 kursi. Adapun partai yang perolehan kursi perempuannya menurun adalah Demokrat. Pada 2014 ada 13 kursi perempuan dari partai ini, tetapi pada 2019 terjadi penurunan 3 kursi.

"Dengan jumlah kursi di DPR RI yang berimbang antara kursi laki-laki dan perempuan, upaya pengarusutamaan gender dalam tiap kerangka kebijakan legislasi parlemen seperti RUU niscaya bisa terjadi. Sehingga, setiap kebijakan memiliki perspektif gender yg lebih adil dan komprehensif," kata Arum dalam keterangannya, Jumat (4/10).

Arum berpendapat, hal ini pentinh mengingat perempuan di seluruh dunia pada setiap tingkat sosio politik merasa dirinya kurang terwakili dalam parlemen dan jauh dari pembuatan keputusan. Arena permainan politik pada umumnya punya karakter atau ciri khusus ada ketimpangan yang tidak kondusif atas komposisi perempuan dalam lembaga-lembaga pembuat kebijakan.

"Apabila laki-laki mendominasi arena politik, maka wajah institusionalnya pasti mewujud dalam sistem yang patriarki. Laki-laki memformulasi aturan-aturan permainan politik, sehingga laki-laki jugalah yang mendefinisikan standar untuk evaluasi. Selanjutnya, kehidupan politik diorganisir sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai maskulinitas," jelas Arum.

Puan Maharani saat memberikan keterangan di Ruang Fraksi PDI Perjuangan, Kompleks Parlemen, Senayan, (Selasa (1/10) siang. (Foto: MP/Kanu)
Puan Maharani saat memberikan keterangan di Ruang Fraksi PDI Perjuangan, Kompleks Parlemen, Senayan, (Selasa (1/10) siang. (Foto: MP/Kanu)

Perbedaan-perbedaan diantara laki-laki dan perempuan juga muncul berkenaan dengan isi dan prioritas pembuatan keputusan, yang ditentukan oleh kepentingan, latar belakang, dan pola-pola kerja kedua jenis kelamin itu.

Arum berpendapat, perempuan cenderung memberi prioritas pada masalah-masalah kemasyarakatan dan keluarga seperti jaminan sosial, kesehatan, pendidikan, reproduksi dan isu anak-anak.

"Pola kerja yang didominasi laki-laki selanjutnya direfleksikan dalam jadwal kerja anggota parlemen, yang sering dicirikan oleh lemahnya struktur yang mendukung para ibu bekerja pada umumnya, dan bagi perempuan yang terjun menjadi anggota parlemen atau eksekutif pada khususnya," jelas dia.

Arum menjelaskan, peran perempuan dalam pembangunan demokrasi di Indonesia tidak boleh dipinggirkan. Mulai dari yang sifatnya prosedural hingga substansial, perempuan telah turut serta membentuk wajah demokrasi negeri ini sejak semula.

"Perempuan kerap memainkan peran penting dalam kampanye dan memobilisasi dukungan terhadap partainya," ungkapnya.

Baca Juga:

Jabat Ketua DPR, Total Kekayaan Puan Tembus Sepertiga Triliun Rupiah

Arum yakin, sudah saatnya perempuan diberikan kepercayaan dan kewenangan di DPR. Para perempuan yamg mendapat mandat juga perlu menyadari apa peran dan perjuangan yang harus dijalani sebagai wakil para perempuan lain.

"Posisi ketua DPR adalah posisi strategis. Nilai strategis pimpinan diantaranya: penentuan agenda sidang, mengatur jalannya rapat, berkontribusi langsung pada keputusan-keputusan strategis dalam penyelenggaraan rapat-rapat seperti misalnya undangan RDP, RDPU, Raker, dan rapat-rapat lainnya yang dapat mendorong pasal-pasal atau substabsi tertentu," tutup Arum. (Knu)

#Puan Maharani #DPR RI
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Baleg DPR Targetkan Harmonisasi RUU Hak Cipta Rampung sebelum Akhir 2025
Saat ini Baleg fokus menyempurnakan sistem kolektivitas dan hak ekonomi bagi pencipta lagu, penyanyi, serta lembaga manajemen kolektif (LMK).
Dwi Astarini - 33 menit lalu
Baleg DPR Targetkan Harmonisasi RUU Hak Cipta Rampung sebelum Akhir 2025
Indonesia
Redenominasi Rupiah, Syarat Wajibnya: Ekonomi Stabil dan Adanya Aturan Perundang-Undangan
Redenominasi rupiah di tengah kondisi ekonomi yang kuat tidak akan berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat.
Dwi Astarini - 1 jam, 3 menit lalu
Redenominasi Rupiah, Syarat Wajibnya: Ekonomi Stabil dan Adanya Aturan Perundang-Undangan
Indonesia
Penyedotan Air Tanah Rugikan Warga, Komisi VII DPR Desak Penataan Industri Air Kemasan
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, terdapat 707 pabrik AMDK yang beroperasi di Indonesia.
Dwi Astarini - 2 jam, 33 menit lalu
Penyedotan Air Tanah Rugikan Warga, Komisi VII DPR Desak Penataan Industri Air Kemasan
Indonesia
RUU Transportasi Online Masuk Prolegnas 2026, DPR Kejar Keadilan Status Pengemudi dan Transparansi Algoritma
Huda juga menekankan pentingnya transparansi algoritma yang digunakan oleh aplikator
Angga Yudha Pratama - Rabu, 12 November 2025
RUU Transportasi Online Masuk Prolegnas 2026, DPR Kejar Keadilan Status Pengemudi dan Transparansi Algoritma
Indonesia
Revisi UU Ketenagakerjaan, DPR Desak PHK Berat Harus Inkrah
Ini harus diatur lebih tegas agar tidak disalahgunakan dengan alasan ‘dirumahkan’
Angga Yudha Pratama - Rabu, 12 November 2025
Revisi UU Ketenagakerjaan, DPR Desak PHK Berat Harus Inkrah
Indonesia
Aturan Ketat dan Sertifikat Profensi Influencer di China, DPR: Indonesia Perlu Langkah Serupa untuk Lindungi Publik
Anggota Komisi I DPR RI Taufiq R Abdullah menilai kebijakan China yang mewajibkan influencer bersertifikat profesional patut dicontoh Indonesia untuk menata ekosistem media sosial dan memperkuat literasi digital nasional.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Aturan Ketat dan Sertifikat Profensi Influencer di China, DPR: Indonesia Perlu Langkah Serupa untuk Lindungi Publik
Indonesia
Baleg DPR Tegaskan RUU Hak Cipta Harus Perkuat Perlindungan bagi Pencipta dan Pemegang Hak
Perlu pendalaman terkait dengan sistem manajemen kolektif yang selama ini menjadi sorotan dalam tata kelola royalti di Indonesia.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
Baleg DPR Tegaskan RUU Hak Cipta Harus Perkuat Perlindungan bagi Pencipta dan Pemegang Hak
Indonesia
DPR Dorong Pembentukan TGPF Ungkap Misteri Kasus Kerangka Farhan dan Reno di Kwitang
Komisi III DPR mendorong pembentukan TGPF untuk mengusut kasus penemuan kerangka Farhan dan Reno di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
DPR Dorong Pembentukan TGPF Ungkap Misteri Kasus Kerangka Farhan dan Reno di Kwitang
Indonesia
DPR Bakal Kawal IKN Jadi Ibu Kota Politik pada 2028 Sesuai Perpres 79/2025
Qodari pernah menjelaskan bahwa IKN akan mulai berfungsi sebagai pusat operasional pemerintahan setelah semua fasilitas eksekutif, legislatif, dan yudikatif selesai dibangun
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 November 2025
DPR Bakal Kawal IKN Jadi Ibu Kota Politik pada 2028 Sesuai Perpres 79/2025
Indonesia
Advokat Usul RUU KUHAP Atur Hak Tersangka dan Sumpah Hakim sebelum Putusan Dibacakan
Memperkuat posisi tersangka agar proses penyidikan berlangsung dengan adil, transparan, dan berprinsip pada kemanusiaan.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Advokat Usul RUU KUHAP Atur Hak Tersangka dan Sumpah Hakim sebelum Putusan Dibacakan
Bagikan