DPRD NTT Desak Pemerintah Daerah Tanggap Darurat Fasilitas Vital


Sejumlah rumah hancur akibat banjir bandang di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (7/4/2021). ANTARA FOTO/Aditya P Putra
MerahPutih.com - Komisi V DPRD NTT mendesak pemerintah provinsi agar segera melakukan langkah tanggap darurat fasilitas vital, yaitu fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan yang terdampak langsung bencana badai siklon tropis seroja.
"Pemerintah perlu segera melakukan koordinasi cepat dan langkah tanggap darurat terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan mengingat kebutuhannya sangat urgen dan mendesak," kata Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa, di Kupang, Kamis (8/4).
Hali itu dia katakan saat memimpin rapat Komisi V DPRD NTT bersama mitra terkait, di antaranya BPBD NTT, Dinas Sosial NTT, Bapelitbangda NTT, Badan SAR, serta bagian anggaran dan BMKG.
Baca Juga:
Pastikan Penyaluran Logistik, Mensos Risma Kembali Kunjungi NTT
Takandewa menjelaskan, keberadaan fasilitas kesehatan harus dipastikan siap dalam kondisi bencana sehingga bisa menampung para korban bencana yang mebutuhkan bantuan medis.
Selain itu juga, fasilitas pendidikan yang terdampak bencana badai siklon tropis seroja juga perlu segera dibenahi karena NTT sendiri akan segera memberlakukan belajar tatap muka secara terbatas di sekolah.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah provinsi segera menyiapkan skema dana tanggap darurat bencana melalui biaya tak terduga dengan menyesuaikan kebutuhan penanganan bencana lain yaitu pandemi COVID-19.
Selain tanggap darurat terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan, pihaknya juga meminta Dinas Sosial NTT bersama mitra strategis lain agar menangani korban terdampak bencana yang kini masih berada di tempat penampungan darurat.
Baca Juga:
Pasokan kebutuhan posko bencana dan dapur umum, kata dia, harus diperkuat untuk melayani kebutuhan dasar warga di lokasi pengungsian.
Takandewa juga meminta BPBD NTT agar berkoordinasi mengaktifkan posko bencana di provinsi dan kabupaten/kota sebagai pusat pangkalan data dan koordinasi penanganan bencana dengan berkoordinasi dengan posko dan dapur umum swadaya.
"Belajar dari bencana badai seroja ini, maka sistem mitigasi bencana dan desiminasi informasi penting untuk diperkuat agar mencegah dampak yang lebih parah," katanya, seperti dikutip Antara. (Knu)
Baca Juga:
Brimob Evakuasi Korban hingga Lakukan Pembersihan ke Lokasi Bencana NTT
Bagikan
Berita Terkait
53 Rumah di Kabupaten Madiun Rusak karena Puting Beliung, Tidak Ada Korban Jiwa yang Dilaporkan

Semburan Abu Tebal Gunung Semeru Setinggi 700 Meter, Pahami Zona Merah untuk Hindari Awan Panas dan Lahar Hujan

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Seluruh Jaringan Komunikasi Terputus

Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer

Gempa ‘Darat’ Magintudo 6,6 di Nabire Papua Tengah Dipicu Pergerakan di Sesar Anjak Weyland, Getarannya Bikin Orang Bangun Terkaget

4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem

Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana
