Astronom Temukan Lubang Hitam Supermasif Tertua di Alam Semesta
Astronom temukan supermassive blackholes tertua yang pernah diketahui. (Foto: Pixabay/12019)
PERNAH dengar istilah 'supermassive black holes'? Bukan, bukan lagunya Muse. Melainkan tipe lubang hitam yang massanya jutaan hinga miliaran kali dari massa matahari. Beberapa waktu lalu, astronom baru saja menemukan lubang hitam supermasif tertua yang pernah diketahui.
Massanya 1,6 miliar kali lebih besar dibandingkan matahari dan berjarak lebih dari 13,03 miliar tahun cahaya dari planet Bumi. Uniknya, para ahli memperkirakan lubang hitam ini muncul kira-kira 670 juta tahun setelah alam semesta terbentuk. Mengalahkan bekas lubang hitam pemegang rekor sebelumnya, J1342+0982 yang eksis saat alam semesta baru berusia 690 juta tahun.
Baca juga:
Mengutip CNET, pengetahuan baru menakjubkan ini diumumkan pada 'Meeting of the American Astronomical Society' ke-237. Disebut sebagai J0313-1806, lubang hitam itu berada di dalam sebuah kuasar besar. Kuasar merupakan inti galaksi aktif yang memancarkan radiasi sangat besar dan kuat yang bersumber dari lubang hitam.
Berkat penemuan tersebut, ilmuwan mendapatkan pelajaran baru mengenai lingkungan di alam semesta kuno. Tapi seperti kisah astrofisika lainnya, hal itu justru semakin menimbulkan sejumlah pertanyaan yang membingungkan.
Ahli astronomi berhasil menemukan kuasar itu menggunakan beberapa observatorium. Seperti Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) di Chili, teleskop radio terbesar di dunia, dan dua observatorium di Mauna Kea, Hawaii.
Baca juga:
Setelah mengetahui massa kuasarnya, hal ini menimbulkan perdebatan. Sebab lubang hitam tidak mungkin lebih tua dari 670 juta tahun. Selain itu, teori tradisional mengenai pertumbuhan lubang hitam tidak dapat menjelaskan ukuran raksasanya yang terbentuk dalam periode waktu singkat.
Sampai saat ini, pemahaman manusia tentang pembentukan 'black holes' melibatkan bintang-bintang yang runtuh dengan sendirinya. Hal ini membuat peneliti tidak bisa menjelaskan mengapa lubang hitam J0313-1806 bisa begitu besar.
"Agar lubang hitam tumbuh menjadi ukuran yang kita lihat di J0313-1807, itu harus dimulai dengan lubang hitam benih setidaknya 10.000 massa matahari," jelas astronom Universitas Arizona, Xiaohui Fan.
Masih menurut Fan, lubang hitam ini mungkin telah terbentuk melalui runtuhnya sejumlah besar gas hidrogen purba atau lubang benih yang terbentuk melalui keruntuhan bintang.
Namun, artinya teori tradisional tentang kecepatan tumbuhnya 'black holes' tidak berlaku lagi. Oleh sebab itu, lebih banyak lagi penelitian angkasa luar yang diperlukan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan akibat penemuan J0313-1806. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali