Sains

Astronom Temukan Lubang Hitam Supermasif Tertua di Alam Semesta

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 23 Januari 2021
Astronom Temukan Lubang Hitam Supermasif Tertua di Alam Semesta

Astronom temukan supermassive blackholes tertua yang pernah diketahui. (Foto: Pixabay/12019)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERNAH dengar istilah 'supermassive black holes'? Bukan, bukan lagunya Muse. Melainkan tipe lubang hitam yang massanya jutaan hinga miliaran kali dari massa matahari. Beberapa waktu lalu, astronom baru saja menemukan lubang hitam supermasif tertua yang pernah diketahui.

Massanya 1,6 miliar kali lebih besar dibandingkan matahari dan berjarak lebih dari 13,03 miliar tahun cahaya dari planet Bumi. Uniknya, para ahli memperkirakan lubang hitam ini muncul kira-kira 670 juta tahun setelah alam semesta terbentuk. Mengalahkan bekas lubang hitam pemegang rekor sebelumnya, J1342+0982 yang eksis saat alam semesta baru berusia 690 juta tahun.

Baca juga:

Komet C/2020 Melintas Bumi Mengejutkan Dunia Astronomi

Mengutip CNET, pengetahuan baru menakjubkan ini diumumkan pada 'Meeting of the American Astronomical Society' ke-237. Disebut sebagai J0313-1806, lubang hitam itu berada di dalam sebuah kuasar besar. Kuasar merupakan inti galaksi aktif yang memancarkan radiasi sangat besar dan kuat yang bersumber dari lubang hitam.

Peneliti memperkirakan lubang hitam ini muncul 670 juta tahu setelah Big Bang. (Foto: Pixabay/geralt)

Berkat penemuan tersebut, ilmuwan mendapatkan pelajaran baru mengenai lingkungan di alam semesta kuno. Tapi seperti kisah astrofisika lainnya, hal itu justru semakin menimbulkan sejumlah pertanyaan yang membingungkan.

Ahli astronomi berhasil menemukan kuasar itu menggunakan beberapa observatorium. Seperti Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) di Chili, teleskop radio terbesar di dunia, dan dua observatorium di Mauna Kea, Hawaii.

Baca juga:

Cahaya Merah Misterius Terdeteksi di Pusat Bima Sakti

Setelah mengetahui massa kuasarnya, hal ini menimbulkan perdebatan. Sebab lubang hitam tidak mungkin lebih tua dari 670 juta tahun. Selain itu, teori tradisional mengenai pertumbuhan lubang hitam tidak dapat menjelaskan ukuran raksasanya yang terbentuk dalam periode waktu singkat.

Akan tetapi penemuan lubang hitam raksasa ini menimbulkan pertanyaan baru karena ukurannya yang besar terbentuk dalam waktu cepat. (Foto: Pixabay/geralt)

Sampai saat ini, pemahaman manusia tentang pembentukan 'black holes' melibatkan bintang-bintang yang runtuh dengan sendirinya. Hal ini membuat peneliti tidak bisa menjelaskan mengapa lubang hitam J0313-1806 bisa begitu besar.

"Agar lubang hitam tumbuh menjadi ukuran yang kita lihat di J0313-1807, itu harus dimulai dengan lubang hitam benih setidaknya 10.000 massa matahari," jelas astronom Universitas Arizona, Xiaohui Fan.

Masih menurut Fan, lubang hitam ini mungkin telah terbentuk melalui runtuhnya sejumlah besar gas hidrogen purba atau lubang benih yang terbentuk melalui keruntuhan bintang.

Namun, artinya teori tradisional tentang kecepatan tumbuhnya 'black holes' tidak berlaku lagi. Oleh sebab itu, lebih banyak lagi penelitian angkasa luar yang diperlukan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan akibat penemuan J0313-1806. (sam)

Baca juga:

Menakjubkan, Foto Kilat 'Red Sprite' di Prancis

#Sains #Luar Angkasa #Ruang Angkasa
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Bagikan