Waspadai Harga Minyak Naik Akibat Konflik di Timur Tengah
Petugas bersiap melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pertamina Patra Niaga anak usaha PT Pertamina, melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Untuk seluruh produk jenis gasoline (bensin) mengalami penyesuaian turun harga, sejak dilakukan penyesuaian harga terakhir pada 1 Oktober 2023.
Baca Juga:
Turun Nih! Cek Harga Terbaru BBM Pertamina per 1 November 2023
Pertamax (RON 92) turun menjadi Rp 13.400 per liter, dari sebelumnya Rp 14.000. Pertamax Green 95 (RON 95) turun menjadi Rp 15.000 per liter, dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.
Sedangkan, Pertamax Turbo (RON 98), turun menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600.
Untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), disesuaikan menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200. Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900.
Harga baru ini berlaku untuk propinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai respons cepat PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menurunkan harga BBM nonsubsidi berdasarkan pergerakan harga minyak mentah di pasar dunia, merupakan kebijakan yang tepat.
"Hal tersebut menunjukkan bahwa proses penetapan harga BBM nonsubsidi pada dasarnya berada di tangan pelaku usaha," katanya.
Komaidi mengatakan, keputusan Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi tersebut menjadi edukasi positif bagi masyarakat bahwa pelaku usaha memang memiliki otoritas terhadap penetapan harga BBM.
"Ini juga positif untuk pembelajaran masyarakat atau edukasi bahwa ketika ada ruang menurunkan (harga BBM), perusahaan dengan cepat menurunkan," katanya.
Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa sewaktu-waktu penyesuaian harga juga bisa kembali terjadi tergantung pada kondisi harga minyak dunia yang menjadi bahan baku utama untuk memproduksi BBM.
"Tetapi, harus disadari juga konflik Timteng, ini berpotensi mengerek harga ke level lebih tinggi, tentu nanti ke depan ada potensi penyesuaian," ujar Komaidi.
Secara terpisah, Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR mengungkapkan BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina mengacu pada harga pasar.
"Harga minyak nonsubsidi Pertamina sudah sewajarnya turun," ujar dia.
Harga minyak WTI misalnya, terus turun sampai Juli 2023 sudah menyentuh 67 dolar AS per barel.
Perkembangan geoplolitk global ikut mengerek harga minyak dunia dan harga minyak mencapai puncaknya di akhir September 2023 mencapai 97 dolar AS per barel.
"Saat ini harga minyak turun kembali menuju 80 dolar AS per barel," katanya.
Baca Juga:
Pertamina Mulai Pasarkan BBM Ron 95, Lebih Murah dari Shell hingga Vivo
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Seruan Indonesia Untuk Redakan Konflik Thailand dan Kamboja, Desak Saling Tahan Diri
Israel 813 Kali Langgar Gencatan Senjata Gaza, Banjir Kecaman Negara Eropa
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
Konflik Kamboja dan Thailand Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
ICC Tolak Banding Israel, Status PM Benjamin Netanyahu Tetap Buron Kejahatan Perang
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja