Warna Ingus Tunjukkan Kondisi Kesehatanmu


Warna ingus bisa jadi penanda kondisi kesehatanmu. (foto: pexels/andrea-piacquadio)
MENGECEK warna ingus? Ih, menjijikan. Reaksi itu lazim mengingat banyak orang menganggap lendir di bagian hidung itu sebagai hal yang kotor.
Meski terdengar kotor, ingus berperan penting bagi kesehatan tubuhmu. Lendir ini bahkan jadi bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh. Lendir lengket ini menangkap virus, kotoran, dan debu yang masuk bersama udara yang kamu hirup. Selain itu, ingus mencegah kekeringan pada saluran napas.
Seperti dilansir Hellosehat, pada kondisi tertentu, produksi lendir bisa meningkat karena adanya infeksi. Selain jumlahnya, warna ingus juga bisa berubah. Cleveland Clinic menyebut perubahan warna ingus bisa menjadi penanda masalah kesehatan.
BACA JUGA:
1. Bening

Dalam kondisi normal, ingusmu akan berwarna bening. Lendir ini sebagian besar mengandung air, protein, antibodi, dan garam sehingga warnanya tetap jernih. Jaringan pada hidung memproduksi lendir ini secara terus-menerus, sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar lendir yang diproduksi oleh jaringan hidung dapat mengalir ke bagian belakang tenggorok untuk dilarutkan di perut.
Meski normal, warna ingus yang bening bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan. Terutama, jika jumlahnya berlebihan sehingga membuat hidung kamu terus meler. Kondisi itu biasanya terjadi ketika kamu mengalami alergi debu, serbuk saru, atau partikel lainnya yang mengiritasi.
2. Putih

Dari warna bening, ingus bisa berganti menjadi putih. Kondisi tersebut disebabkan pembengkakan atau peradangan pada jaringan di hidung yang memperlambat aliran lendir. Kelembapan hidung menjadi berkurang sehingga membuat lendir tampak lebih keruh dan lebih kental.
Jika warna ingusmu putih, penyebabnya bisa jadi adanya infeksi virus, seperti pilek atau flu. Virus awalnya masuk ke hidung dan melewati kantong berisi udara di belakang dahi, pipi, dan hidung yang disebut sinus. Virus kemudian menginfeksi sehingga tubuh memproduksi lebih banyak lendir untuk membersihkan saluran napas dari virus.
Dalam beberapa hari, ingus akan berwarna jadi putih. Pada kondisi tersebut, sistem imun menjalankan tugasnya mengumpulkan patogen (bibit penyakit yang menginfeksi) dan mendorongnya keluar dari tubuh.
BACA JUGA:
3. Kuning atau hijau

Warna ingus kuning, hijau atau kuning kehijauan biasanya muncul saat flu telah berlangsung beberapa waktu. Warna itu mengindikasikan infeksi dari virus penyebab flu dan pilek sedang berkembang di area hidung. Sel-sel yang melawan infeksi, termasuk sel darah putih, akan mendekati sumber infeksi tersebut.
Sel-sel imun yang kalah akan terbawa bersama ingus. Itulah yang membuat warna ingus berubahdari putih menjadi kuning kehijauan. Umumnya, kondisi ini akan berlangsung selama 10 hingga 14 hari.
Enggak usah panik. Perubahan warna ingus dari putih ke kuning kehijauan sebenarnya merupakan pertanda baik karena itu artinya tubuh sedang dalam proses pemulihan diri. Selain karena flu dan pilek, perubahan warna ingus tersebut juga bisa disebabkan peradangan sinus (sinusitis)
4. Merah muda atau merah

Warna merah pada ingus jelas menandakan adanya pendarahan. Jaringan hidung bisa jadi mengalami kerusakan. Bisa jadi disebabkan hidung terlalu kering, iritasi, atau mengalami benturan.
Jika ingus berwarna merah muda, itu berarti perdarahan yang dialami ringan, bisa juga merupakan sisa darah yang sebelumnya telah keluar bersama ingus. Kamu bisa mencatat bagaimana ingus berubah warna menjadi merah karena hal itu diperlukan jika kamu memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.
5. Cokelat atau hitam

Saat melihat ingus berwarna cokelat, kamu mungkin akan paning dan ketakutan. Namun, faktanya, ada dua kemungkinan yang membuat warna ingusmu jadi gelap.
Penyebab pertama ialah kebiasaan merokok. Penyebab lainnya yakni penggunaan obat-obatan terlarang.
Namun jika kamu bukan perokok maupun pengguna obat-obatan terlarang, amat mungkin penyebabnya ialah infeksi serius jamur. Dalam kondisi demikian, kamu wajib mengecek kesehatan ke dokter. Infeksi biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti terinfeksi HIV/AIDS atau terserang penyakit kanker.(dwi)
BACA JUGA:
E-commerce Besar Dunia Terus Jual Krim Pemutih Bermerkuri Tinggi?
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
