Warga Papua: Kekayaan Alam Kami Dicuri Terus

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 20 Agustus 2019
Warga Papua: Kekayaan Alam Kami Dicuri Terus

Anggota Perwakilan Masyarakat Papua, Yerangga. Foto: MP/Kanu

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Anggota Perwakilan Masyarakat Papua, Yerangga mengutuk tindakan rasisme yang menimpa beberapa mahasiswa asal Papua yang terjadi di Asrama Papua, Surabaya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Dia tidak ingin orang Papua disamakan dengan binatang.

"Kalau memang ini NKRI ya harus sebut NKRI. Jangan sampai ada kata monyet. Tuhan ciptakan kita ke dunia ini tinggi derajatnya, masa kita dikatakan sama dengan binatang," kata Yerangga di gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).

Baca Juga: Massa Tolak Rasisme Bakar Ban, Jalanan Utama Kota Sorong Lumpuh

Mahasiswa Papua. Foto: MP/Kanu
Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Foto: MP/Kanu

Yerangga mengatakan seluruh masyarakat di Indonesia mempunyai hak yang sama dalam menggapai ilmu maupun cita-cita. Dia menegaskan tidak perlu adanya penghinaan berupa perkataan binatang untuk memanggil sesama saudara di Indonesia.

Dia juga menegaskan setiap pulau yang masuk dalam negara Indonesia saling membutuhkan satu sama lain. Dia tidak ingin adanya rasisme jika masih saling membutuhkan.

"Jangan hanya karena kami punya kekayaan alam disana yg berlimpah limpah diambil keluar daripada kami punya daerah, terus kami itu dianggap seperti binatang," tegas Yerangga.

Baca Juga: Konten Provokatif di Media Sosial Ikut Andil Dalam Kerusuhan Manokwari

Dia justru mempertanyakan motif para pencetus kata-kata rasisme dalam video yang beredar itu. Yerangga menilai para pelaku rasisme itu tidak bisa mengerti bahwa pulau di Indonesia saling membutuhkan.

"Kalau kami binatang yang jadi pertanyaan yang bodohnya itu siapa? Kenapa binatang bisa cari ilmu di kalian punya kota, kalian yang manusia cari makan di binatang punya daerah, seperti itu," tegas Yerangga.

Namun demikian dia enggan menyalahkan rakyat Indonesia dalam kasus rasisme ini. Yerangga menilai perilaku segelintir orang tidak bisa menggambarkan suatu daerah.

Tapi, dia meminta kasus ini dituntaskan. Yerangga ingin pelaku yang mengucapkan kata-kata rasis ditindak untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Dia juga tidak mau jika kepolisian hanya terfokus kepada pelaku penyebaran video.

"Kalau dia tidak sebar video kita yang di sini tidak tahu bahwa selama ini kita dianggap seperti binatang, jadi paling tidak negara jangan kejar siapa yang sebar video tapi kejar itu ormas yang atas nama siapakah itu," tutur Yerangga.

Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Foto: MP/Kanu
Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Foto: MP/Kanu

Baca Juga: Pengamat Intelijen Sebut Kerusuhan Manokwari Bukan Aksi yang Terencana

Yerangga menilai kasus rasisme ini merupakan persoalan serius. Untuk itu, dia mendesak pemerintah maupun aparat keamanan menyelesaikan kasus ini dengan segera. Jika tidak, lanjutnya, konflik yang terjadi atas kekesalan para masyarakat Papua bisa melebar.

"Tapi nanti terjadi konflik konflik horizontal. Kami juga berharap kepada pak presiden untuk tegas, jangan ada perbedaan perbedaan ras di negara," ucap dia. (Knu)

#Papua
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penyerangan Polres Mamberamo Raya, Papua, bermula dari laporan keributan warga yang diduga terpengaruh minuman keras di sekitar perempatan SD Adven Burmeso.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Indonesia
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Dugi Telenggen alias Dugwi Kogoya, anggota KKB pelaku penembakan Brigadir Joan H. Sibarani dan warga sipil di Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, akhirnya berhasil diringkus.
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Indonesia
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli telah mengutus eselon satunya turun langsung ke tanah Papua untuk berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Indonesia
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan,” kata Raja Juli.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kogoya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar ke depan proses serupa dilakukan secara lebih bermartabat dalam menghormati budaya masyarakat Papua.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Indonesia
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
"Kami memahami bahwa mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda, melainkan simbol kehormatan dan identitas kultural masyarakat Papua,” kata Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Undius Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya, meninggal karena sakit di Distrik Wandai, Papua Tengah. Ia dikenal terlibat dalam berbagai aksi penyerangan sejak 2022.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Indonesia
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Tindakan tersebut merupakan kejahatan serius yang tidak dapat ditoleransi. Membakar bangunan sekolah merupakan tindakan kriminal yang sangat serius dan tidak dapat diterima.
Dwi Astarini - Rabu, 15 Oktober 2025
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Indonesia
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa
Pesawat jenis Caravan C208 dengan nomor registrasi PK-SNA itu membawa barang dan bahan makanan dari Timika, Kabupaten Mimika, menuju Kabupaten Lanny Jaya.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa
Bagikan